BINTULU - Muh Ihzam, bocah berusia 11 tahun ini menunjukkan kebolehannya dalam atraksi debus. Ihzam berhasil mematahkan besi dan meringankan tubuhnya sehingga mampu berdiri di atas bola lampu neon.
Atraksi ini dilakukan Ihzam usai upacara pembukaan Jambore Anak Indonesia di Malaysia Zona Sarawak (Jaim Zore) 3.0 di lapangan Ladang Saremas Wilmar Internasional Bintulu, Sarawak, Malaysia, Sabtu (16/11/2019).
Ihzam merupakan anak Buruh Migran Indonesia (BMI). Ayah dan ibunya bekerja di ladang sawit di Sarawak. Ihzam dan puluhan murid Community Learning Center (CLC) Sebakong Mukah tempatnya sekolah, ikut terlibat dalam Pesta Siaga itu.
Usai upacara pembukaan yang dipimpin Wakil Ketua Kwartir Nasional (Kwarnas) Gerakan Pramuka Prof. Dr. Jana T Anggadiredja, setiap perwakilan CLC menyuguhkan atraksi dan keterampilan diri.
Yang paling memukau adalah penampilan dari murid CLC Sebakong Mukah. Ihzam dan kawan-kawannya menyuguhkan gerakan seni bela diri pencak silat serta atraksi debus. Meski sempat gagal, peserta upacara tetap antusias menyaksikan anak sekecil itu bisa mematahkan besi dan berdiri di atas bola lampu.
"Muh Ihzam adalah murid saya. Sejak saya dikirim oleh Kemendikbud dan ditempatkan pada CLC Sebakong pada awal Desember 2018, saya juga membuka ekstrakurikuler pencak silat perguruan Merpati Putih, setiap Sabtu," tutur Eko Yudi Setiawan, guru Muh Ihzam kepada Okezone, Minggu (17/11/2019).
Eko menjelaskan, untuk mematahkan besi dan meringankan tubuh, Ihzam menggunakan tehnik pernafasan. "Atraksi tadi menggunakan latihan pernafasan yang memang setiap kegiatan ekstrakurikulernya dilatih selain tehnik beladiri silat tersebut," kata Eko.
Saat keberhasilan Ihzam mematahkan empat besi dan berdiri di atas lampu neon, semua peserta upacara bertepuk tangan kagum. Sehingga Ihzam dipanggil pendekar cilik.