RIBUAN warga kota Hong Kong, Kamis 12 Desember 2019, membentuk barisan panjang untuk menghadiri upacara misa penghormatan bagi seorang mahasiswa, yang kematiannya telah memicu bentrokan paling keras dalam demonstrasi pro-demokrasi yang berlangsung enam bulan ini.
Alex Chow, usia 22 tahun, meninggal dunia bulan lalu karena cedera kepala yang dideritanya saat jatuh di tempat parkir. Saat itu sedang terjadi bentrokan antara demonstran dan polisi.
Meskipun rangkaian peristiwa yang mengarah pada kecelakaan fatal itu belum jelas dan masih diperdebatkan, para demonstran menjadikan kebrutalan polisi sebagai sasaran gerakan demonstrasi mereka.
Tiga hari setelah kematian Chow, polisi menembak seorang demonstran tidak bersenjata yang berusia 21 tahun, di bagian perut. Hal tersebut kembali memicu kerusuhan politik selama beberapa hari, yang mencapai puncaknya dengan pertempuran sengit di kampus-kampus.
Tiga minggu terakhir ini sudah jarang terjadi aksi kekerasan dan vandalisme setelah partai-partai pro-demokrasi menang telak dalam pemilu dewan lokal. Tetapi China dan pemimpin Hong Kong Carrie Lam tidak menunjukkan tanda-tanda mereka bersedia membuat konsesi lebih jauh, sehingga memicu kekhawatiran akan terjadinya bentrokan lagi.
Bentrokan mahasiswa dengan polisi di Hong Kong (Reuters)
Emosi memuncak di luar lokasi persemayaman Chow, Kamis ketika orang antre hingga beberapa jam. “Ada begitu banyak elemen mencurigakan dan saya berharap ia akhirnya dapat beristirahat dengan tenang ketika kebenaran terungkap,” ujar Joe Cheung, seorang mahasiswa berusia 18 tahun, kepada AFP.
Media tidak diizinkan memasuki lokasi acara itu. Tetapi seorang guru yang datang bersama putranya, mengatakan bagian dalam tempat itu dihiasi bunga berwarna putih dan foto-foto Chow.
Di atas foto utama, ada spanduk dengan karakter Tiongkok yang bertuliskan “beristirahatlah dalam pelukan Tuhan,” ujarnya. “Hal itu sederhana dan membuat Anda merasa tenang dan damai,” tambahnya.
Bintang musik pop Kanton Denise Ho, yang musiknya dilarang di Tiongkok Daratan, dan mantan kardinal Katholik Joseph Zen, adalah sebagian tokoh penting pendukung gerakan demokrasi yang hadir.
Baca Juga: Aksi Nyata 50 Tahun Hidupkan Inspirasi, Indomie Fasilitasi Perbaikan Sekolah untuk Negeri
Follow Berita Okezone di Google News