KEMATIAN Komandan Pasukan Khusus Iran, Qassem Soleimani oleh serangan pesawat tak berawak Amerika Serikat di Irak berdampak luas. Aksi balasan dari tewasnya sang jenderal dilakukan Iran dengan menggempur habis pangkalan militer Amerika Serikat di Irak.
Tentu saja, ini menimbulkan spekulasi akan memicu perang dunia. Selain itu juga berdampak pada naiknya harga minyak dunia naik 6 persen.
Meski digempur rudal Iran, Presiden AS Donald Trump mengaku tidak akan melakukan serangan balik. Bahkan, ia mengklaim bahwa peralatan militer AS jauh lebih hebat dari lawannya. “Kenyataan bahwa kita memiliki peralatan dan militer yang hebat ini, tidak berarti kita harus menggunakannya. Kami tidak ingin menggunakannya. Kekuatan Amerika, baik militer maupun ekonomi, adalah pencegah terbaik,” kata Trump sebagaimana dilansir Reuters, Kamis (9/1/2020).
Sementara, Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei mengatakan serangan rudal itu adalah "tamparan di wajah" bagi Washington. Dia mengatakan pasukan AS harus meninggalkan wilayah itu.
Bagaimana sebenarnya kekuatan militer dari masing-masing negara, bila perang harus terjadi. Okezone mengutip dari berbagai sumber mengupas sisi kekuatan militer dan alutsista baik Amerika Serikat maupun Iran.
Jumlah Personel Militer
Menurut lembaga kajian Inggris, International Institute for Strategic Studies melansir BBC, kekuatan Militer Iran saat ini berjumlah 523.000 personel militer aktif. Jumlah tersebut mencakup 350.000 tentara reguler dan setidaknya 150.000 anggota Pengawal Garda Revolusi. Juga terdapat 20.000 personel Garda Revolusi yang bertugas di Angkatan Laut.