PORTAUPRINCE - Polisi Haiti berdemonstrasi pada Minggu 23 Februari 2020 menuntut kenaikan upah dan kondisi yang lebih baik. Sejumlah tembakan dilepaskan dan ban-ban dibakar di jalan-jalan di ibu kota Haiti Port-au-Prince.
Petugas polisi dan tentara kontak senjata selama berjam-jam setelah protes mereka berhenti di dekat istana nasional. Tidak jelas pihak mana yang mulai menembak terlebih dahulu.
Melansir Laporan AP menyebutkan 2 orang tewas akibat kontak senjata dua lembaga keamanan tersebut.
Protes itu adalah salah satu dari beberapa yang diorganisasi polisi sejak akhir tahun lalu. Protes itu pecah saat negara pulau Karibia yang miskin itu dilanda krisis ekonomi dan politik yang berkelanjutan.
Feb. 23, 2020, Port au Prince, #Haiti
— Haiti Information Project 📡 (@HaitiInfoProj) February 24, 2020
Major protests roads blocks. Two confirmed shot & killed by police with at 7 others hospitalized due to gunshot wounds. pic.twitter.com/RAO9CD6zGw
Sebagian demonstran mengenakan seragam polisi berwarna krem dan biru dan membawa senjata, tetapi wajah mereka ditutupi, sambil berpawai dari permukiman mewah Delmas menuju lapangan umum Champ de Mars yang luas, lokasi utama Karnaval.
Polisi sengaja mengadakan protes bertepatan dengan hari pertama Karnaval untuk mengkritisi prioritas anggaran pemerintah.
Presiden Haiti Jovenel Moise telah berkuasa berdasarkan dekrit sejak Januari, setelah negara itu gagal mengadakan pemilu.
Situasi politik itu telah menyebabkan Haiti, negara termiskin di benua Amerika, kehilangan sebagian dana internasional. Ini semakin menyulitkan upayanya merespon kritis ekonomi yang memburuk, termasuk kelangkaan pangan.
(Rachmat Fahzry)