"Pertama sekali diketahui adanya babi mati pada Minggu 12 Januari di Desa Tuapeijat. Kita mendapat informasi, pemerintah langsung mendatangi lokasi," katanya, Senin (24/2/2020).
Menurut Korta, penyebab kematian itu diduga berasal daging babi yang didatangkan para pedagang dari luar Kabupaten Kepulauan Mentawai menjelang Natal akhir tahun lalu.
Ia mengatakan, daging-daging tersebut dibawa menggunakan kapal ikan, dimasukkan ke dalam fiber agar tidak dicek di Balai Karantina Pertanian.
Korta menjamin penyakit itu hanya pada babi, tidak menular ke hewan lain, apalagi manusia.
Baca juga: Selesaikan Masalah Babi, Pemerintah Harus Dialog dengan Warga Batak