 
                Ia pun mengaku sudah melakukan fogging di daerah yang ditemukan kasus. Namun menurutnya selain fogging, masyarakat juga harus aktif melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN).
“Sebab fogging itu hanya membunuh nyamuk dewasa selama dua sampai tiga jam, setelah itu nyamuk muda akan lahir, jadi PSN dan abatisasi harus tetap dilakukan,” tegasnya.
Selain itu, pihaknya juga mengimbau Kepala Sekolah maupun Guru untuk tetap menjaga kebersihan lingkungan sekolah di masa sekolah diliburkan ini. Seperti menutup dan menguras, serta menutup rapat bak mandi atau tempat penampungan air, agar jentik nyamuk tidak bisa berkembang biak. Serta rumah kosong yang jarang dihuni oleh pemiliknya juga harus menjadi perhatian bersama.
Sebelumnya, Kepala Dinas Kesehatan Tabanan dr. I Nyoman Suratmika pernah menyampaikan agar masyarakat mewaspadai siklus lima tahunan penyakit DBD. Karena memasuki masa siklusnya, jika dilihat dari data pengalaman sebelumnya, potensi sebaran DBD akan meningkat.
Kekhawatiran ancaman siklus lima tahunan kasus DBD dilihat dari data angka kasus positif tahun 2016 yang mencapai 916 orang, kemudian tahun 2017 sebanyak 316 orang, tahun 2018 hanya 44 orang dan tahun 2019 naik di angka 172 orang. Salah satu yang harus dilakukan oleh masyarakat yaitu dengan menggencarkan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) melalui aksi 3 M yang meliputi mengubur barang bekas, menutup dan menguras bak mandi.
(Awaludin)