Hu Xijing, pemimpin redaksi tabloid Nasionalis Global Times, mem-posting video serangan hari Minggu itu di Twitter, platform yang dilarang di China daratan. “Mari kita lihat bagaimana demokrasi Hong Kong dukungan Washington yang sebenar-benarnya,” tulisnya.
Surat kabar pemerintah People’s Daily mengunggah video itu di akun Twitternya.
China menggambarkan protes di Hong Kong sebagai rencana yang didukung negara asing untuk menggoyahkan China daratan. Demonstran, yang pernah turun ke jalan-jalan dalam jumlah jutaan, menyatakan, mereka tergerak oleh tindakan Beijing bertahun-tahun menggerogoti kebebasan kota itu sejak Hong Kong diserahkan kembali ke China oleh Inggris pada tahun 1997.
Hong Kong menikmati kebebasan yang tidak dialami warga China daratan. Teritori ini juga memiliki sistem hukum dan status perdagangan tersendiri.
Para aktivis menganggap usulan undang-undang keamanan itu sebagai langkah paling berani oleh Beijing untuk mengakhiri kebebasan berbicara.
(Rahman Asmardika)