SOLO - Pemandangan tidak lazim terlihat saat melintasi kampung Gabuhan, Baluwarti (komplek Kraton Kasunanan), Pasar Kliwon, Solo. Terdapat tiga makam bayi, tepat di tengah pertigaan jalan kampung.
Warga setempat membenarkan fakta tersebut. Dahulu, daerah tersebut merupakan aliran dari sungat Kali Larangan.
Sulastri (70), warga setempat mengatakan dari cerita turun temurun keluarganya, konon tiga bayi itu meninggal saat terjadi banjir besar. Kemungkinan, Ketiganya ikut terseret arus.
Kemudian, oleh warga yang kebetulan menemukan, akhirnya dimakamkan di wilayah Gabuhan, yang belakangan hari ramai menjadi perkampungan warga. Sehingga saat ini tiga makam itu tetap berada tepat di pertigaan jalan.
"Dari cerita turun temurun nama tiga bayi yang ada di makam itu adalah Nggoro Kasih, Den Bagus Kintir dan Mbok Roro Setu,"papar Sulastri yang rumahnya tepat didepan ketiga makam tersebut, Rabu (8/7/2020).
Sulastri (70) tidak tahu persis berapa usia makam tersebut. Kemungkinan, usia makam itu sudah lebih dari 100 tahun.
Baca juga: Viral 3 Makam Misterius di Tengah Jalan
Sebelumnya, ada upaya untuk memindahkan makam tersebut. Namun salah satu warga yang dituakan mendapat perlambang jika keberadaan tiga makam itu tidak bisa dipindahkan. Pesan itu kembali datang pada ayah Sulastri.
"Saat itu, bapak diberi sasmita (pertanda) dalam bentuk suara yang mengatakan silahkan dipindah tapi aku gak tanggung jawab," lanjutnya.
Khawatir terjadi sesuatu hal yang tidak diinginkan, hingga saat ini tidak ada yang berani memindahkan lokasi makam. Hal aneh juga terjadi, jauh sebelum dibangun dengan diberikan tanda berupa kijing, makam tersebut hanya berupa tanah saja.
Lokasi makam seringkali dilewati pejalan kaki dan kendaraan bermotor. Hingga pada suatu ketika, ada suara yang datang kepada ayah Sulastri yang meminta agar diberikan tanda di makam tersebut.
"Suatu malam, bapak didatangi seseorang yang meminta agar makam diberikan tanda. Omahku kok diidak-idak wong. Omahku ki mulyakno. (Rumahku diijak-injak. Tolong dibangun)," jelas Sulatri mengingat kembali cerita sang ayah.
Pernah ada kejadian sebelum di bangun ada pohon talok, kemudian ada yang mencoba memotong pohon talok yang ada di dekat makam. Akhirnya yang memotong malah dapat bencana.
Seringkali ada penampakan, namun anehnya justru bukan warga sekitar yang melihat. Orang yang kebetulan lewat kawasan tersebut, seringkali melihat penampakan orang tinggi besar.
"Banyak orang yang bukan warga sini ketakutan melihat keberadaan sosok tinggi besar dan hitam,"pungkasnya.
(Fetra Hariandja)