Hanya ada 2,65 juta pemilih di Singapura, dan penyelenggara pemilu mengandalkan suara yang cepat, teratur dan higienis untuk meminimalkan risiko infeksi.
Para pemilih diperkirakan akan menghabiskan waktu tidak lebih dari lima menit di tempat pemungutan suara, di mana mereka akan memindai sendiri kartu identitas, membersihkan tangan mereka dan mengenakan sarung tangan sekali pakai sebelum menerima kertas suara.
Wabah virus corona juga menghambat kampanye karena para kandidat harus mematuhi aturan jarak sosial yang membatasi kelompok hingga lima, menghindari berjabatan tangan. Kampanye massal, yang sering dihadiri ribuan orang, telah dilarang.
Singapura memiliki salah satu tingkat kematian Covid-19 terendah di dunia dan awalnya mendapat pujian luas atas upayanya. Tetapi wabah yang menyebar di asrama pekerja migran menodai keberhasilan itu dan mendorong pemerintah menutup sekolah dan bisnis lebih lama.
(dka)