PRESIDEN Korea Selatan Moon Jae-In menyerukan diakhirinya perang antara negaranya dengan Korea Utara untuk menghidupkan kembali pembicaraan dengan Pyongyang, dalam pidatonya di Sidang Majelis Umum PBB. Moon mengatakan, berakhirnya Perang Korea dapat membuka jalan bagi denuklirisasi dan perdamaian di Semenanjung Korea.
Seruan untuk perdamaian itu disampaikan ketika kedua negara tersebut menandai peringatan 70 tahun pecahnya perang brutal itu tahun ini. Perang Korea berakhir dengan gencatan senjata antara Komando PBB pimpinan Amerika Serikat (AS) dengan China dan Korea Utara pada 1953.
BACA JUGA: Presiden Korsel Janji Kejar Upaya Reunifikasi Korea pada 2045
Meski begitu, kedua belah pihak tidak pernah secara resmi menandatangani perjanjian damai.
"Waktunya telah tiba untuk menghapus tragedi yang masih ada di Semenanjung Korea. Perang harus berakhir, sepenuhnya dan untuk selamanya," kata Moon dalam pidato yang direkam sebelumnya kepada Majelis Umum PBB.
Upaya denuklirisasi antara kedua negara telah menemui jalan buntu meskipun ada serangkaian pertemuan puncak antara Presiden Moon dan diktator Kim Jong-Un pada 2018. Pertemuan tingkat tinggi yang diadakan di Hanoi antara Presiden Donald Trump dan pemimpin Korea Utara pada Februari 2019 juga gagal menghasilkan kesepakatan damai.
Serangkaian hambatan itu membuat Presiden Moon mengakui bahwa "harapan" rekonsiliasi antara kedua tetangga telah "terhenti". Namun dia menambahkan bahwa deklarasi akhir perang dapat bertindak sebagai katalisator untuk proses perdamaian yang matang.
BACA JUGA: Indonesia Siap Fasilitasi Dialog Damai Konflik Korsel-Korut
"Perdamaian di Semenanjung Korea masih dalam proses pembuatan dan perubahan yang dulunya penuh dengan harapan telah terhenti,” katanya.
"Saya percaya ini dimulai dengan mendeklarasikan berakhirnya perang, tindakan yang dapat menegaskan komitmen bersama untuk perdamaian. Deklarasi akhir perang akan, memang, membuka pintu untuk menyelesaikan denuklirisasi dan rezim perdamaian permanen di Semenanjung Korea."
Itu terjadi ketika ketegangan antara kedua negara mencapai puncaknya awal tahun ini setelah Korea Utara meledakkan kantor penghubung yang dibangun di perbatasan oleh Selatan.