Sementara untuk memantau kondisi merapi, warga saat malam melakukan ronda. Balita perempuan hamil dan lansia sudah dibawa ke pengungsian. Sehingga yang masih berada di rumah ada laki laki dan perempuan dewasa.
Sedikit berbeda diungkapkan Nur Jumari (34), warga Dukuh Gumukrejo, Desa Tlogolele. Dirinya cukup trauma dengan letusan Merapi tahun 2010 lalu. Sehingga rasa was was mulai dirasakan mengingat status sudah naik menjadi siaga.
Terlebih suara gemuruh setiap hari terdengar dari dukuhnya yang berjarak sekitar 4 kilometer dari puncak Merapi.
"Kadang suaranya keras, kadang ya standar," ucap Nur Jumari.
Setiap malam warga melakukan Ronda memantau kondisi puncak Merapi. Setiap ada suara gemuruh, penghuni rumah turut keluar memantau keadaan.
(Awaludin)