Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Media Dianggap Bisa Selamatkan Nyawa

Susi Susanti , Jurnalis-Kamis, 19 November 2020 |17:33 WIB
Media Dianggap Bisa Selamatkan Nyawa
Foto: Shutterstock
A
A
A

INGGRIS - Saat dunia melawan Covid-19, kehadiran media massa dianggap bisa menyelamatkan nyawa. Media berperan sebagai“pengawas” dari jalannya pemerintahan. Yakni menganalisa, mengevaluasi, dan menginformasikan kepada publik tentang tugas, tantangan dan langkah-langkah yang diambil pemerintah untuk mengatasi pandemi.

Untuk memainkan peran ini, media harus diberikan kebebasan agar masyarakat percaya terhadap pemberitaan media. Kedua, media mengemban tanggung jawab publik yang tinggi terhadap kesehatan masyarakat. Media bertugas memberikan pesan dan mendukung praktik kesehatan publik yang akan menyelamatkan nyawa.

Lalu media harus berusaha dan waspada terhadap informasi yang salah, agar terhindar dari clickbait yang menyesatkan hingga dengan sengaja menyebarkan “berita palsu”. Termasuk di masalah vaksin Covid-19.

Tugas-tugas ini biasanya sulit untuk dilakukan, dan menjadi lebih sulit ditambah dengan adanya pandemi. Di masa pandemi ini, tugas jurnalis yang kerap membutuhkan mobilitas tinggi sangat sulit dilakukan saat wilayah berada dalam penguncian (lockdown). Padahal, biasanya jurnalis harus menghadiri sejumlah acara dan mewawancarai narasumber di lapangan serta memverifikasi laporan.

(Baca juga: Wow, Seorang Ibu Lahirkan Bayi Kembar Saat Koma Akibat Covid-19)

Tantangan lainnya termasuk mengatasi diskriminasi dan stigmatisasi korban COVID-19. Termasuk menangani masalah sosial baru yang timbul dari pandemi, seperti tantangan ekonomi akibat pengangguran, peningkatan kekerasan dalam rumah tangga yang dilaporkan serta menangani berita palsu dan disinformasi tentang virus dan bagaimana penyebarannya.

Setidaknya itulah hasil Konferensi Kebebasan Media Global ke-2 yang diselenggarakan secara virtual pada 16 November lalu, yang diselenggarakan Kanada dan Botswana. Ini adalah tindak lanjut dari konferensi London pertama yang diadakan pada Juli 2019.

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement