Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Bagas Prasetyo, Menempuh Perjalanan dengan Sepeda Motor dari Boyolali ke Samarinda untuk Bisa Magang

Karina Asta Widara , Jurnalis-Senin, 14 Desember 2020 |10:42 WIB
Bagas Prasetyo, Menempuh Perjalanan dengan Sepeda Motor dari Boyolali ke Samarinda untuk Bisa Magang
Foto : Dok Pribadi
A
A
A

Apakah pekerjaan selama magang sesuai dengan yang diajarkan di kampus? Bagas mengatakan, sebenarnya bidang yang dipelajari, di antaranya welding, inspection, oil and gas, minning, construction, fabricator ataupun shipyard, yang sebidang dengan pelajaran ketika di kampus. Dengan modal keahilan sebagai welding inspector ini dirinya lebih inline di perusahaan-perusahaan yang disebutkan di atas. Namun karena kondisi pandemi ini banyak perusahaan-perusahaan besar, seperti oil and gas, minning, dan shipyard membatasi program magang untuk mahasiswa. Sehingga dirinya pasrah untuk masuk ke shipping company melalu JPC – PPNS yang sebenarnya tidak ada kaitannya dengan background akademi.

“Namun saya dapat berkata bahwa yang saya hadapi di dunia kerja jauh lebih kompleks daripada apa yang saya pelajari ketika kuliah, di tempat saya OJT ini saya mendapatkan banyak hal baru terutama di bidang management people, ship maintenance, communication dan networking yang benar-benar saya jadikan aset untuk karier saya ke depannya nanti. Jadi selain belajar mengenai pekerjaan yang dipercayakan kepada saya. Saya juga belajar mengenai bagaimana cara berinteraksi dan menjalin hubungan baik dengan rekan kerja maupun mitra,” jelasnya.

Saat kuliah, lelaki kelahiran Boyolali, 4 Agustus 1999, ini hanya bertanggungjawab pada diri sendiri, maka ketika magang terasa bahwa yang dilakukan adalah tanggung jawab pekerjaaan yang besar dan harus diselesaikan dengan tepat dan cepat. Selama magang, Bagas belajar banyak hal terutama tentang time management, communication, maintenance dan lain-lain. “Walaupun saya ditempatkan di bidang yang berbeda dengan jurusan saya ketika kuliah, namun saya dapat survive untuk belajar banyak hal termasuk people management dan negosiasi. Dan benar-benar saya merasa seperti sudah langsung bekerja bersama sebuah tim yang solid dan saling support dalam bidang ship repair and maintenance,” jelasnya.

Finalist Metalcasting (lomba pengecoran logam) di Politeknik Manufaktur Bandung 2019, ini ketika pulang kuliah bisa langsung ke kos atau nongkrong bersama teman-teman, selama on job training ini dirinya harus melakukan double effort untuk mempelajari hal-hal baru yang mendukung keahlian selama on job training. Selain itu, harus bekerja di luar jam on job training untuk mencari uang agar dapat bertahan hidup di Samarinda dan harus membiasakan untuk menjaga kesehatan tubuh agar tetap prima.

Selama magang, kesulitan yang dialami Bagas, yakni intensitas aktivitas yang dilakukan selama seharian. “Ketika kuliah sebenarnya saya sudah digembleng dengan intensitas aktivitas kampus yang tinggi, seperti berangkat pagi pulang sore untuk melaksanakan aktivitas pembelajaran di kampus. Namun di magang ini saya merasakan intensitas aktivitas yang lebih dari itu. Saya pernah merasakan harus magang dari jam 8 pagi pulang jam 7 pagi di keesokan harinya karena harus survei di tengah laut untuk melaksanakan maintenance kapal yang sedang trouble,” ungkapnya.

Di samping itu, Bagas juga harus bekerja untuk mendapatkan pundi-pundi rupiah untuk dapat bertahan hidup selama magang di Samarinda. “Jadi lebih ke arah time management saya mengalami kesulitan. Namun berangkat dari itu semua saya jadikan latihan untuk melatih mental ketika nanti sudah terjun langsung di dunia kerja. Karena jelas dan pasti, tantangan ke depannya pasti akan terus bertambah. Dengan melatih diri dengan aktivitas-aktivitas di luar comfort zone akan menjadikan diri ini lebih kuat dari sebelumnya,” ungkapnya.

Bicara pengalaman saat magang, Bagas bercerita dari awal perjalanan menggunakan motor tua hasil menabung selama kuliah, yang digunakan untuk menempuh jarak ribuan kilometer dari Boyolali, Jawa Tengah menuju Samarinda, Kalimantan Timur selama 5 hari. Selama perjalanan dirinya bertemu dengan orang-orang dengan berbagai macam latar belakang, pengalaman, dan saling bertukar cerita. Menghabiskan waktu 2 hari di atas kapal yang setiap pagi dan sore saya diperlihatkan pemandangan sunrise dan sunset.

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement