Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Cerita Sepasang Pemulung Renta yang Bertekad Sehidup Semati, Kisahnya Bikin Haru

Bramantyo , Jurnalis-Kamis, 28 Januari 2021 |08:58 WIB
Cerita Sepasang Pemulung Renta yang Bertekad Sehidup Semati, Kisahnya Bikin Haru
Supadmi saat dipindahkan ke rumah sakit (Foto: Istimewa)
A
A
A

KARANGANYAR - Supadmi (71) menolak keras untuk dievakuasi oleh Dinas Sosial dari tempat tinggalnya diantara dua bak sampah milik Dinas Pekerjaan Umum (DPU) yang ada di Pasar Palur, Jaten, Karanganyar. Meskipun hendak dibawa kerumah sakit untuk mendapatkan perawatan, namun Supadmi terus meronta tak mau pindah dari tempat itu.

Ditempat inilah, selama 30 tahun, dirinya hidup bersama sang suami, Janto (76) yang baru saja meninggal dunia. Siapapun yang melihat tak akan kuasa menahan air mata.

Bagaimana tidak, rasa cinta Supadmi terhadap sang suami begitu besar. Seperti kisah cinta Romeo dan Juliet. Sehingga Supadmi tak mau meninggalkan tempat dimana dirinya hidup bersama sang suami dalam keadaan suka dan duka bersama, apapun alasannya.

Ya, ditempat inilah, selama tiga puluh tahun, Supadmi dan Janto hidup bersama. Meski hanya tidur beralaskan kasur lusuh dan dua bantal yang juga lusuh, keduanya tanpak bahagia menjalani hidup.

Baca Juga: Diamputasi Terkena Ranjau, Prajurit TNI Ini Sukses Jadi Pengusaha

Biarpun seng yang menjadi atapnya dan dindingnya dari triplek tak mampu menahan derasnya hujan membuat keduannya basah kuyup bila hujan turun, tak begitu mereka pedulikan.

Rasa cinta dan sayang Janto terhadap Supadmi begitu besar. Meskipun sang istri termasuk penyandang disabilitas dan tak bisa melihat dan mendengar, tak diperdulikannya. Keduannya tanpa hidup bahagia dari hasil jerih payah yang didapat oleh Janto dari profesinya sebagai pemulung.

Bahkan meski hidup diantara dua buah bak sampah, memanfaatkan ruang empat meter ini, keduanya cukup dikenal sangat baik. Karena kebaikan keduanya, warga Dusun Palur RT 06/03 sangat menyayangi keduanya dan menganggap keduanya bagian dari keluarga mereka sendiri.

Meskipun Janto sendiri berasal dari Boyolali. Tak ada yang tahu pasti, kapan Janto tiba di Palur, Jaten, Karanganyar. Awalnya, Janto bekerja serabutan. Hingga akhirnya bekerja sebagai tukang sapu pasar Palur.

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement