Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Cerita Sepasang Pemulung Renta yang Bertekad Sehidup Semati, Kisahnya Bikin Haru

Bramantyo , Jurnalis-Kamis, 28 Januari 2021 |08:58 WIB
Cerita Sepasang Pemulung Renta yang Bertekad Sehidup Semati, Kisahnya Bikin Haru
Supadmi saat dipindahkan ke rumah sakit (Foto: Istimewa)
A
A
A

Sedangkan Supadmi sendiri, karena keterbatasan fisiknya, hanyalah ibu rumah tangga. Sebelum akhirnya, Janto pun berhenti menjadi tukang sapu pasar Palur karena kondisi fisiknya yang menurun. Sejak saat itulah, untuk menyambung hidup, Janto pun mencari rejeki dengan menjadi seorang pemulung.

Hingga akhirnya sang pencipta berkehendak lain. Setelah menderita sakit selama lima hari, akhirnya pada hari Selasa 25 Januari 2021, sekira pukul 21.00 WIB, Janto pun meninggalkan istri tercinta untuk selama-lamanya. Tangisan Supadmi malam itu cukup menyayat siapapun yang mendengar.

Wargapun berbondong-bondong datang ketempat dimana Supadmi dan Janto tinggal. Saat warga datang, mereka melihat Supadmi duduk menangis disamping jenazah suaminya yang sudah terbujur kaku. Karena tak memiliki sanak keluarga, atas inisiatif salah satu tokoh masyarakat setempat, Suprapto Koting, malam itu juga, Jenazah pemilik nama lengkap Harjanto Muhammad Mucjid inipun dimakamkan.

"Awalnya, Ibu Supadmi tak mau dibawa ke RSUD Moewardi. Beliau tak mau keluar dari tempatnya. Alhamdulilah setelah kami bujuk, Ibu Supadmi akhirnya mau dibawa kerumah sakit oleh Dinas Sosial," papar Suprapto, pada MNC Portal Indonesia, Rabu (27/1/2021) malam.

Menurut Prapto, pasangan ini sebenarnya pernah mengangkat seorang anak perempuan. Bahkan kala masih duduk dibangku sekolah, anak angkat pasangan Janto dan Supadmi ini aktif di Karangtaruna. Namun saat duduk dibangku SMA dan dinikahkan, hingga saat ini anak angkat Janto dan Supadmi ini tidak lagi diketahui dimana tempat tinggalnya.

"Mbah Janto dan Supadmi ini pernah ngangkat anak, disekolahkan sampai SMA. Terus habis dinikahkan, sampai sekarang tidak tahu dimana tempat tinggalnya,"ungkap Prapto.

Atas inisiatip warga, berdasarkan rapat koordinasi Rw 03 yang juga melibatkan Dinas Sosial, disepakati, untuk membersihkan tempat tinggal dari Supadmi. Keputusan warga itu didasari karena keterbatasan fisik dari Supadmi. Sehingga dikhawatirkan, bila dipindahkan jauh dari pasar, terlalu membahayakan keselamatannya.

"Kalau tetap tinggal disitu itukan mbah Supadmi sudah hapal jalan kepasar, meski tak bisa melihat. Kalau dipindah dari situ, kasihan. Jadi warga sepakat membersihkan tempat tinggal mbah Supadmi biar lebih layak dan nyaman untuk ditinggali," ungkapnya.

Prapto yang juga mengatakan bila warga telah memberikan uang untuk dipergunakan memperingati tujuh hari meninggalnya Janto. Terpisah, Kepala Dinas Sosial Kabupaten Karanganyar Waluyo Dwi basuki mengatakan pihaknya tidak mungkin membawa Supadmi ke panti jompo.

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement