INGGIS - Pemerintah Inggris mempertimbangkan modifikasi vaksin Covid-19 yang ada untuk mengatasi kasus varian virus corona.
Menteri Kesehatan Inggris Matt Hancock Selasa (2/2), mengumumkan hal itu di parlemen, sehari setelah pejabat kesehatan mengatakan mereka telah menemukan 105 kasus varian Covud-19 yang pertama kali diidentifikasi di Afrika Selatan (Afsel).
Dari jumlah itu, 11 kasus tidak ada kaitan yang jelas dengan perjalanan internasional. Negara itu juga masih bergulat dengan varian lain, yang pertama kali diidentifikasi di Inggris.
(Baca juga: PBB: Rencana Militer Myanmar Gelar Pemilu Ulang "Harus Dicegah")
Varian-varian itu umumnya tidak terbukti lebih berbahaya daripada virus awalnya tetapi tampaknya lebih mudah menular.
Dalam komentarnya kepada parlemen, Hancock mengatakan pemerintah bekerja sama erat dengan ilmuwan dan perusahaan farmasi untuk mencari tahu sejauh mana keampuhan vaksin yang ada dalam melawan varian baru. Menurutnya, jika modifikasi diperlukan dalam skala besar, ia yakin vaksin itu akan tersedia lebih cepat daripada vaksin awalnya.
(Baca juga: Myanmar Tutup Bandara Internasional Yangon saat Kudeta Militer)
Hancock mengatakan program vaksinasi Inggris berjalan sesuai rencana. Sejauh ini, negara itu telah memvaksinasi 90 persen dari semua orang yang berusia 80 tahun ke atas dan 50 persen dari semua orang yang berusia di atas 70 tahun.
(Susi Susanti)