Bukan kali ini saja Erdogan mengecam LGBT. Dalam pidato pada Juli tahun 2020, ia menuduh kalangan aktivis LGBT merongrong "nilai-nilai nasional dan spiritual" dan "meracuni" generasi muda.
Pernyataan terbaru Presiden Erdogan disampaikan sesudah terjadi gelombang unjuk rasa selama berminggu-minggu di Unversitas Bogazici terkait dengan pengangkatan Prof Melih Bulu sebagai rektor.
Menurut para aktivis, guru besar itu mempunyai hubungan dekat dengan Partai AK yang berhaluan Islam.
Dalam salah satu aksi, pengunjuk rasa memasang karya seni di lokasi yang menghadap kantor rektor pada Jumat (29/01). Karya seni itu menggambarkan Ka'bah di Mekkah dan gambar bendera pelangi LGBT.
(Baca juga: Dinyatakan Bersalah Melawan Iran, Akademisi Inggris Melarikan Diri Melalui Pegunungan)