Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Lupa Minta Izin Pembangunan, Rumah Senilai Rp Rp896 Miliar Diperintahkan Dihancurkan

Rahman Asmardika , Jurnalis-Senin, 08 Februari 2021 |14:01 WIB
Lupa Minta Izin Pembangunan, Rumah Senilai Rp Rp896 Miliar Diperintahkan Dihancurkan
Foto: Instagram.
A
A
A

NICE - Pengembang properti jutawan Inggris Patrick Diter dan istrinya, Monica, ingin membeli vila di Tuscany.

Pasangan itu akhirnya membangun sebuah mansion bergaya Tuscan senilai USD64 juta (sekira Rp896 miliar) di Grasse, sebuah kota di selatan Prancis. Mansion seluas hampir 3.000 meter persegi itu dilengkapi 18 suite, dua landasan helikopter, kolam renang, dan taman yang terawat.

BACA JUGA: Rumah Kastil di Prancis Seharga Rp183,4 Miliar Tak Laku Sejak 2011

Namun, mansion mewah yang dijuluki “Chateau Diter” itu tampaknya tidak akan berdiri lebih lama lagi.

Pengadilan tertinggi Prancis telah menguatkan putusan tahun 2019 bahwa Chateau Diter dibangun secara ilegal dan memerintahkan sang jutawan untuk menghancurkannya dalam waktu 18 bulan, demikian dilaporkan surat kabar Airmail. Pengadilan juga dilaporkan mendenda Diter USD550.000 (sekira Rp7,7 miliar) dan mengatakan dia akan dikenakan biaya tambahan USD600 (Rp8,4 juta per hari) jika istana tidak dihancurkan pada Juni 2022.

Diter telah berjuang untuk mempertahankan propertinya yang mewah selama bertahun-tahun, dan dendanya terus menumpuk. Pada Maret 2019, pengadilan banding di Aix-en-Provence memutuskan mansion itu dibangun tanpa izin di kawasan hutan lindung. Pengadilan memerintahkan Diter untuk menghancurkannya dalam waktu 18 bulan atau membayar denda USD226.000 (Rp3,1 miliar) serta tambahan USD565 (sekira Rp7,9 juta) per hari untuk setiap hari rumah tetap berdiri melewati batas waktu.

BACA JUGA: Pakar Lingkungan: Umat Manusia Akan Hadapi Pandemi Baru Mematikan

Namun hampir dua tahun kemudian, pengembang asal Inggris tersebut masih belum siap untuk mengakui kekalahan.

"Keputusan ini bukan epilog dari kasus ini," kata pengacara Diter, Philippe Soussi, sebagaimana dilansir Airmail. "Bahkan gagasan untuk menghancurkan Chateau Diter, yang merupakan mahakarya arsitektur, tidak terbayangkan dan bodoh. Kita akan berjuang untuk menghindari ini."

Soussi "mengisyaratkan" bahwa dia dan Diter akan membawa kasus ini ke Pengadilan Hak Asasi Manusia Eropa.

"Itu konyol," kata anggota Dewan Kota Grasse, Paul Euzière, melalui Airmail. "Tidak ada yang melanggar hak asasi manusia Patrick Diter. Haknya telah diperhitungkan di setiap langkah selama perjalanan hukum ini."

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement