SEMARANG - Machmudi Hariono alias Yusuf nampak sibuk menyiapkan tempat di rumahnya, Gisikdrono RT 4/13 Kecamatan Semarang Barat, Kamis (4/3/2021). Didampingi beberapa warga, mantan narapidana terorisme dan eks anak buah Noordin M Top itu, begitu cekatan menata kursi serta membersihkan kolam-kolam lele yang ada di depan rumahnya.
Tidak biasanya Yusuf melakukan itu, apalagi sampai dibantu beberapa warga. Namun pagi itu dia tampak sibuk karena mendengar Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo akan singgah ke rumahnya.
Tepat pukul 07.15 WIB Ganjar tiba di lokasi itu. Sambil gowes pagi, Ganjar menyempatkan mampir ke kediaman Yusuf yang juga Ketua Yayasan Persadani, lembaga yang menaungi eks napiter di Jawa Tengah.
Di tempat tersebut, Ganjar ngobrol gayeng bersama Yusuf terkait proses reintegrasi sosial yang dilakukannya. Kepada Ganjar, mantan anak buah Noordin M Top yang pernah dihukum 10 tahun itu mengatakan bahwa ternak lele adalah cara untuk memuluskan proses reintegrasi sosial. Dengan cara itu, Yusuf dan beberapa rekan eks napiter di Semarang bisa dengan mudah diterima oleh masyarakat.
"Kejadian saya dulu ditangkap di daerah sekitar sini. Saat itu masyarakat juga gempar, sehingga hari ini saya kembali ke sini dan menjadi warga sini sekaligus bertanggung jawab memulihkan rasa was-was di tengah masyarakat. Ini sebagai tanggung jawab moral saya pribadi," kata Yusuf.
Yusuf yang ditangkap karena menyembunyikan bahan peledak hampir 1 ton itu mengatakan, proses reintegrasi sosial dengan cara ternak lele ternyata efektif. Dengan cara itu, dia bisa diterima masyarakat dan bahkan banyak yang menjadikannya sebagai rujukan setiap ada kejadian terorisme.
"Saya juga selalu mengingatkan agar masyarakat tidak terpengaruh pada ajakan-ajakan yang bersifat radikalisme dan terorisme. Apalagi, ajaran itu sekarang banyak di media sosial. Harus ada langkah preventif agar terhindar dari paham-paham radikal itu," jelasnya.
Baca Juga : Dapur Rumah Ambrol Tergerus Tebing yang Longsor
Baca Juga : Kemhan: Pembuatan Dua Kapal Angkut Tank 8 Bulan Lebih Cepat
Tak jarang, masyarakat bertanya tentang pengalamannya menjadi bagian dari gerakan terorisme dan upaya untuk mencegahnya. Melalui obrolan santai, dia menjelaskan dengan pelan dan narasi yang mudah diterima masyarakat.
"Kalau ketemu di warung, sambil lesehan ada yang tanya soal itu, saya jelaskan pelan-pelan. Intinya jangan sampai masyarakat terbawa pada image dan praduga mereka, saya berikan titik terang untuk memahami. Ternak lele ini, salah satu cara saya memudahkan berkomunikasi dengan warga," katanya.