Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Paus Fransiskus Kunjungan ke Irak, Dianggap Perjalanan Paling Berbahaya

Susi Susanti , Jurnalis-Jum'at, 05 Maret 2021 |08:36 WIB
Paus Fransiskus Kunjungan ke Irak, Dianggap Perjalanan Paling Berbahaya
Paus Fransiskus (Foto: Reuters)
A
A
A

BAGHDAD – Perjalanan Paus Fransiskus ke Irak dianggap bisa jadi yang paling berbahaya. Tetapi minoritas Kristen yang semakin berkurang di negara itu berharap kunjungan itu bisa menyembuhkan luka mereka.

Paus dijadwalkan akan menyampaikan pidato di Gereja Our Lady of Salvation, Irak pada Jumat (5/2). Gereja ini penuh dengan ukiran nama orang-orang yang dibunuh yakni 51 jemaat dan dua imam pada insiden berdarah pada 10 tahun lalu, atau 2010 lalu.

Sakristi, sebuah ruangan kecil di samping altar, penuh dengan kenangan buruk. Lusinan jamaah mengungsi di sini saat teroris mengepung gereja. Banyak yang ditembak mati, atau dibunuh dengan granat, meninggalkan jejak tangan bernoda darah di dinding.

Ini adalah kunjungan Paus pertama ke Irak. Kunjungan kepausan yang akan berlangsung selama empat hari di enam kota di negara itu akan dibatasi pada beberapa pertemuan kecil dan kunjungan ke situs-situs yang terkait dengan Alkitab.

(Baca juga: Perkawinan Tak Biasa, Komodo "Selingkuh" dengan Kadal Australia)

Sebagian besar orang Kristen di Irak akan menonton tur itu melalui televisi. Jam malam lengkap diberlakukan selama perjalanan.

Langkah-langkah ketat ini telah diambil untuk mengurangi risiko kunjungan. Kunjungan ini dianggap perjalanan paling berbahaya Paus Fransiskus, karena lonjakan kasus virus korona secara nasional maupun karena peningkatan kekerasan di negara yang dilanda perang itu.

"Paus Fransiskus datang ke Irak menyoroti pentingnya negara kami bagi umat beriman dari seluruh dunia," kata seorang pejabat senior di dalam kantor presiden.

"Ini juga merupakan penegasan dari dukungan Paus untuk perdamaian di Irak, sebuah bukti penghormatan umat Kristen Irak,” lanjutnya.

"Kunjungan ini datang pada saat yang menantang bagi Irak, tetapi kami mengambil semua tindakan pencegahan virus korona yang diperlukan," terangnya.

(Baca juga: Gempa Bumi 8,1 SR, Peringatan Tsunami Dibunyikan, Warga Diminta Pindah ke Tempat Lebih Tinggi)

Banyak yang memperkirakan rencana kunjungan yang diumumkan Desember tahun lalu itu akan dibatalkan. Ini didasarkan pada beberapa faktor. Termasuk serangan bom dan maalah pandemi Covid-19.

Pada akhir Januari, bom bunuh diri kembar yang diklaim oleh ISIS mengguncang pasar Baghdad yang sibuk. Serangan roket oleh kelompok bersenjata yang didukung Iran yang menargetkan posisi AS di negara itu menjadi lebih sering. Dan hanya tiga hari sebelum Paus dijadwalkan tiba, roket menghantam pangkalan udara yang menampung pasukan AS.

Lonjakan Covid-19 di negara itu juga juga terus berlanjut. Akhir pekan lalu, utusan Vatikan untuk Irak, Mitja Leskovar, dinyatakan positif terkena virus.

Namun, Paus bersikeras dia tidak akan mengecewakan rakyat Irak.

Pada akhir audiensi umum pada Rabu (3/3), Paus tidak menyebutkan situasi keamanan yang memburuk di Irak.

"Untuk beberapa waktu saya ingin bertemu dengan orang-orang yang sangat menderita, dan bertemu dengan Gereja yang mati syahid itu,” terangnya.

"Rakyat Irak sedang menunggu kami. Mereka sedang menunggu St. Paus Yohanes Paulus II, yang tidak diizinkan pergi," katanya, merujuk pada perjalanan yang direncanakan pada tahun 2000 yang dibatalkan setelah gagalnya pembicaraan antara Vatikan dan Presiden Saddam Hussein.

"Rakyat tidak bisa dikecewakan untuk kedua kalinya. Mari kita berdoa semoga perjalanan ini bisa terlaksana dengan baik,” ungkapnya.

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement