Sebuah dokumen yang ditulis petugas kepolisian Mizoram membeberkan secara rinci biografi para polisi Myanmar disertai penjelasan mengapa mereka melarikan diri.
"Karena gerakan pembangkangan sipil mendapat momentum dan demonstrasi yang digelar di berbagai tempat, kami diperintah menembak para pengunjuk rasa," demikian isi dokumen.
"Dalam skenario itu, kami tidak punya nyali untuk menembak warga kami yang merupakan demonstran damai," kata mereka, melanjutkan.
Sejauh ini sekitar 100 warga Myanmar, kebanyakan polisi dan keluarga mereka, melintasi perbatasan India. Beberapa dari mereka meminta perlindungan di Distrik Champhai, Mizoram.
Sementara itu pemerintahan junta mengklaim mereka sudah berusaha menahan diri dalam menangani demonstran yang melakukan huru-hara. Mereka menuduh demonstran menyerang polisi serta merusak keamanan dan stabilitas nasional.
Unjuk rasa menentang kudeta telah merenggut lebih dari 60 nyawa demonstran serta 1.800 lainnya ditahan, demikian data Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik.
(Rahman Asmardika)