Berdasarkan firasat itulah ia lalu mengutus santrinya untuk memeriksa bagian belakang rumah, tepatnya di area dapur dan sumur. Tak lama berselang, santri yang diutus tersebut menemukan selembar kertas bertuliskan rajah di area dapur.
Kemudian, seorang santri turun ke dalam sumur, dan di sini juga ditemukan sebuah bungkusan kain putih. Sontak saja, santri tersebut membawa bungkusan itu ke hadapan kiaianya, setelah dibuka, ternyata dalam bungkusan itu berisi ijuk, beras, jarum, dan lain-lain.
"Benda-benda tadi tak lain adalah media sihir atau teluh yang dapat membahayakan jiwa seseorang, tak lain tujuannya adalah terhadap si empunya sumur," kata Syarif.
Baca juga: Horor! Kembang Bertetesan Darah Berserakan di Jalan, Ada Foto dan Nama Target
Dikatakannya, jika barang-barang itu tidak segera diamankan, bisa saja nasib buruk akan menimpanya. Ia mengemukakan, media sihir yang ditemukan tersebut ada dua kemungkinan cara mengirimnya, bisa secara langsung diletakkan oleh pelaku atau pesuruh dan atau bisa dengan bantuan jin.
Beberapa hari kemudian, saat berbincang-bincang dengan tamu, tiba-tiba sebuah piring yang berisi buah dukuh pecah dengan sendirinya.
”Piring itu enggak jauh dari posisi saya duduk, tahu-tahu, Taakk... Pecah! Belah dua! Semua pada kaget, sambil bergurau, teman-teman bilang, wah, hati-hati Pak Kiai...!," tuturnya.
Ia tenang, sembari mengemukakan, bahwa dirinya tidak menaruh curiga berlebihan, walau sejatinya ia tahu siapa pelakuknya.
”Pada dasarnya semua ayat Alquran itu bisa jadi penangkal. Hanya saja memang ada ayat-ayat tertentu yang biasa dijadikan piranti dari persoalan sihir atau kejahatan makhluk gaib, seperti ayat Kursi, surat Shod ayat 35, surat As-Shofat, akhir al-Hsyr, Qulhu Falaq Bin-Nas, itu hanya di antaranya. Sebenarnya, semua ayat Alquran itu bisa, meskipun tidak semua orang bisa menggunakannya," bebernya.