MOSKOW – Pemimpin oposisi Rusia Alexei Navalny mengatakan melakukan aksi mogok makan di koloni penjara tempat dia ditahan, untuk menuntut perawatan medis yang tepat. Dalam sebuah pengumuman di Instagram, Navalny mengungkapkan bahwa aksi itu dilakukan karena dia tidak menerima bantuan medis untuk sakit punggung dan masalah dengan kaki kanannya, serta kurang tidur.
Navalny, (44 tahun), kembali ke Rusia dari Jerman pada Januari setelah menjalani perawatan untuk serangan agen saraf di Siberia pada Agustus. Dia segera ditahan dan kemudian diberi hukuman penjara.
BACA JUGA: Bandingkan Muslim dengan Kecoak, Status "Tahanan Hati Nurani" Alexei Navalny Dicabut
Saat ini Navalny ditahan di koloni hukuman korektif IK-2 100 km sebelah timur Moskow dan menuduh para penjaga di sana menolak perawatan yang tepat untuk penyakitnya.
Dalam posting Instagram Navalny yang dirilis oleh pengacaranya pada Rabu (31/3/2021) menunjukkan catatan tulisan tangan tokoh oposisi itu, yang bertuliskan: "Saya telah menyatakan mogok makan menuntut agar hukum ditegakkan dan dokter pilihan saya diizinkan untuk mengunjungi saya."
"Saya berhak mengundang dokter dan menerima pengobatan. Tapi mereka juga tidak mengizinkan saya melakukannya. Sakit punggung telah menyebar ke kaki saya. Saya kehilangan sensasi di beberapa bagian kaki kanan dan sekarang juga di kaki kiri. . Lelucon di samping, ini semakin mengkhawatirkan," tulisnya.
Pada posting sebelumnya, Navalny mengatakan bahwa dia hanya diberi dua tablet obat penghilang rasa sakit ibuprofen dan belum didiagnosis. Lembaga Pemasyarakatan Rusia (FSIN) saat itu menyatakan kesehatannya stabil dan memuaskan.