Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Aktivis Wanita Ini Memaafkan Para Pria yang Memperkosa dan Membunuh Anggota Keluarganya

Agregasi BBC Indonesia , Jurnalis-Rabu, 14 April 2021 |15:48 WIB
Aktivis Wanita Ini Memaafkan Para Pria yang Memperkosa dan Membunuh Anggota Keluarganya
Aktivis wanita Fanny Escobar (Foto: BBC)
A
A
A

  • 'Itulah yang Anda dapatkan karena menjadi sulit'

Pada 1990-an, wilayah tempat Escobar tinggal diambil alih oleh paramiliter - gerakan kontra pemberontakan yang telah menyebabkan lebih banyak jatuh korban dibanding kelompok bersenjata lainnya selama perang Kolombia.

Menurut catatan resmi pengadilan, paramiliter - bersekongkol dengan angkatan darat dan sektor swasta - merampas enam juta hektar lahan pertanian di Urabá dari petani lokal.

"Paramiliter melakukan apa yang mereka inginkan, dan mereka juga kejam," kenangnya. Badan Escobar pun mulai gemetar saat membicarakan salah satu momen paling traumatis dalam hidupnya.

"Beberapa pria menunggang kuda mengatakan bahwa saudara perempuan saya seksi , dan dalam 20 hari mereka akan kembali dan membawanya pergi," terangnya.

Escobar menyembunyikan saudara perempuannya, dan menunggu sendirian di rumah sampai orang-orang itu kembali.

Ketika akhirnya kembali, mereka meminta air.

"Di Guajira, kami menyimpan air di dalam kendi besar dari tanah liat, jadi selalu dingin. Ketika saya pergi untuk mengambilkan mereka minuman, ada dua orang di dalam rumah, di sebelah saya," terangnya.

"Lima orang lagi telah masuk dari pintu belakang rumah. Kemudian, pria dengan syal di lehernya tertawa: 'Apakah ini 'berraca'? [sebutan perempuan yang kuat dan keras di Kolombia]. Apakah dia yang paling berkuasa?,” lanjutnya.

"Saya bilang 'Selamat siang, tuan-tuan, apa yang bisa saya lakukan untuk anda? Pasangan saya tidak ada di sini, dan juga atasannya. Mereka sedang pergi, membawa ternak,'," katanya.

"Jadi, mereka mengatakan kepada saya: 'Tidak, kami tidak membutuhkan mereka. Kami membutuhkan anda,' berraca',” terangnya.

Mereka tahu Escobar sendirian. Mereka tahu di mana setiap anggota keluarganya berada. Mereka datang untuk memperkosanya.

"Bos mereka adalah yang pertama mencium dan meraba-raba saya. Dia kemudian melemparkan saya ke tempat tidur sehingga yang lain dapat melakukan apa pun yang mereka inginkan ke saya. Mereka mengatakan bahwa, karena saya sangat tangguh, seperti 'berraca', saya akan membela diri diri,” terangnya.

"Mereka menendang saya, memukul saya. Dua dari mereka melecehkan saya sesuai keinginan mereka ... Mereka tertawa,” lanjutnya.

"Setelah begitu banyak kekerasan, saya tidak lagi merasakan apa-apa. Saya merasa seperti meninggalkan tubuh saya dan berpindah jadi tidak merasakan sakit lagi,” lanjutnya.

Escobar sedang dalam kondisi hamil saat diperkosa.

“Saya terus memikirkan anak saya yang belum lahir. Bunuh saya, tetapi bukan anak saya. Saya ingat saya 'kembali' dan saya terus meminta mereka untuk tidak menyakiti anak saya. Mereka menusuk saya dengan senapan. Mereka memasukkan senapan dan menariknya keluar. Saya merasa seperti mereka memukuli saya. Saya pikir saya akan mati, karena saya dibiarkan terbaring di sana,” urainya.

Escobar mengalami keguguran.

"Mereka membalas dendam, mereka ingin menyakiti saya seumur hidup ... dan mereka berhasil," katanya.

Menurut Observatorium Memori dan Konflik Kolombia, diperkirakan 15.738 orang menjadi korban kekerasan seksual antara tahun 1958 dan 2018. Pemerkosaan masih menjadi senjata perang.

Penderitaan Escobar tidak berhenti sampai di situ. Bertahun-tahun kemudian, paramiliter membunuh suaminya "karena menjadi anggota serikat buruh", dan kemudian salah satu putranya "karena bersikeras untuk mengungkap kebenaran tentang kematian ayahnya”.

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement