Sementara dampak langsung di lautan dari siklon tropis adalah gelombang badai atau storm surge yang dapat mencapai ketinggian lebih dari 3 meter yang tentunya dapat membahayakan transportasi laut dan merusak wilayah pesisir pantai.
Kemudian yang kedua adalah dampak tidak langsung. Dampak tidak langsung adalah dampak yang paling banyak terjadi di Indonesia. Terutama ketika ada siklon tropis yang terbentuk di sekitaran wilayah perairan Australia maupun di wilayah perairan Filipina.
Siklon-siklon tropis ini, jelas BMKG, dapat mempengaruhi pola angin di Indonesia sehingga dapat membentuk daerah pertemuan angin yang biasanya terdapat di ekor siklon tropis atau daerah belokan angin.
“Kedua hal tadi dapat meningkatkan pertumbuhan awan-awan hujan sehingga potensi bencana seperti banjir bandang dan tanah longsor juga akan meningkat,” paparnya.
Tidak hanya hujan, dampak tidak langsung siklon tropis juga dapat menyebabkan suatu wilayah menjadi cerah dan kering. Ini diakibatkan oleh siklon tropis yang menyerap persediaan udara lembab yang terdapat dalam radius tertentu di sekitarnya. Sehingga daerah-daerah siklon tropis ini, kondisi cuacanya cenderung cerah dan kering.
“Contoh dari dampak tidak langsung ini kerap dialami di Kalimantan Utara dan Sulawesi Utara saat ada siklon tropis aktif di wilayah perairan Filipina,” ungkap BMKG.
Dampak langsung maupun tidak langsung siklon tropis tetap saja perlu diwaspadai. “Untuk itu harus selalu siap siaga ketika BMKG mengeluarkan peringatan dini cuaca ekstrem terkait siklon tropis,” tegasnya.
(Khafid Mardiyansyah)