Konflik Laut China Selatan hingga saat ini masih belum dapat terselesaikan, konflik ini melibatkan 4 negara ASEAN (Filipina, Vietnam, Malaysia dan Brunei Darussalam) serta Taiwan dan China. Selain itu, konflik perebutan wilayah laut yang kaya akan sumber daya ikan, migas dan strategis dalam jalur perdagangan internasional ini ini juga semakin memanas dengan ketrlibatan AS sebagai polisi dunia yang menginginkan adanya freedom of navigation di Laut China Selatan. Washington sudah berkali-kali ingatkan Tingkok untuk tidak menggunakan kekuatan di LCS.
Dalam pernyataan resminya Joe Biden menyampaikan bahwa ia telah melakukan pembicaraan resmi dengan Presiden Xi Jinping terkait konflik Laut China Selatan. Dalam pembicaraan tersebut, AS secara tegas akan tetap mempertahankan kehadiran militer yang kuat di Indo-Pasifik untuk mencegah konflik-seperti yang terjadi dengan NATO di Eropa. Sebaliknya, Tiongkok juga keberatan dngan sikap campur tangan AS tersebut yang menmpatkan pasukan militer di perairan yang diklaim Tiongkok sebagai wilayah teritorialnya. Keseriusan AS terhadap konflik di LCS ditandai dengan pertemuan Joe Biden dengan sekutunya di Indo Pasifik yaitu Jepang. Biden melakuan pertemuan khusus dengan Perdana Menteri Jepang Yoshidie Suga pada 4 April 2021 lalu dan karuan saja hal itu membuat China semakin berang.
Undang Pemerintah Taiwan ke Upacara Pelantikan Hingga Kirim Delegasi Khusus ke Taipe
Amerika Serikat (AS) merupakan mitra dagang sekaligus musuh Tiongkok sejak lama. Keberpihakan AS terhadap Taiwan telah menjadi salah satu bara yang memperbesar api perselisihan kedua negara. Taiwan sendiri merupakan pulau yang statusnya dalam sengeketa, karena kurangnya pengakuan diplomatik dan dunia internasional, meskipun secara syarat-syarat sudah dipenuhi sebagai negara berdaulat. Sementara bagi Tiongkok, Taiwan adalah provinsi pembangkang yang ingin melepaskandiri dari RRT.
Tiongkok menganggap Taiwan sebagai wilayah pembangkang lantaran berkeras ingin memerdekakan diri sebagai negara berdaulat. Hubungan RRT dan Taiwan kian memburuk sejak Tsai Ing-wen menjadi presiden pada 2016, Tsai terus berupaya mencari pengakuan internasional bagi Taiwan, termasuk mendekatkan diri dengan AS. Seperti mendapatkan umpan, AS sendiri umpan untuk terus head to head dengan Tiongkok dengan memberikan dukungan terhadap Taiwan. Namun, Presiden Xi Jinping, berkeras tidak akan membiarkan Taiwan merdeka. Ia bahkan bersumpah akan melakukan segala cara, termasuk perang militer untuk mempertahankan Taiwan.
Kementerian Pertahanan Taiwan mengatakan Tiongkok, mengirim delapan pembom yang mampu membawa senjata nuklir dan empat jet tempur dan 16 pesawat militer dari berbagai jenis ke zona identifikasi pertahanan udaranya di barat daya pulau itu.