Dalam wawancara dengan kantor berita Reuters, ahli glasiologi Universitas Colorado di Boulder, Ted Scambos, mengatakan potongan besar lapisan es itu secara berkala terlepas sebagai bagian dari siklus alami. Lepasnya A-76, yang kemungkinan besar akan segera terpecah menjadi dua atau tiga bagian, tidak terkait dengan perubahan iklim. Karena es sudah mengapung di laut sebelum lepas dari pantai, kata Scambos, lepasnya itu tidak memengaruhi permukaan laut.
BACA JUGA: Gunung Es Terbesar di Dunia Meleleh Jadi Jutaan Kepingan
ESA mengatakan gunung es itu pertama kali terlihat oleh Survei Antartika Inggris dan dikonfirmasi oleh Pusat Es Nasional Amerika, yang menangkap gambarnya dengan Satelit Copernicus Sentinel-1. ESA menjelaskan misi Sentinel-1 terdiri dari dua satelit yang mengorbit kutub. Mengandalkan pencitraan radar aperture sintetis C-band, satelit mengembalikan data tanpa peduli siang atau malam, memungkinkan tampilan sepanjang tahun dari daerah terpencil seperti Antartika yang berada dalam kegelapan hampir sepanjang tahun.
(Rahman Asmardika)