Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Dituduh 'Iklankan' Aborsi, Dokter Ini Membela Diri Beberkan Fakta

Susi Susanti , Jurnalis-Selasa, 08 Juni 2021 |10:16 WIB
Dituduh 'Iklankan' Aborsi, Dokter Ini Membela Diri Beberkan Fakta
Ilustrasi aborsi (Foto: Reuters)
A
A
A

"Saya ingin dapat memberi tahu pasien saya tentang metode yang berbeda, kelebihan dan kekurangannya, kemungkinan komplikasi dan risiko - seperti yang direkomendasikan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO),” lanjutnya.

Haenel didenda sebesar 6.000 euro (Rp104 juta) pada 2017 dan sejak itu memulai perjalanan melalui sistem pengadilan Jerman dengan tujuan akhir agar larangan tersebut dibatalkan. Dia telah mengajukan banding atas putusan tersebut dan mengajukan pengaduan ke Mahkamah Konstitusi Federal Jerman.

"Saya tidak berpikir hukum itu sesuai dengan konstitusi kita," katanya kepada CNN melalui email.

"Wanita saat ini harus dapat mengakses informasi terperinci dan faktual -- saya tidak dapat menahan informasi dari Anda tentang subjek yang memengaruhi tubuh dan kesehatan Anda,” terangnya.`

Pendukung lain mengatakan cara Jerman mengatur informasi tentang aborsi adalah unik di antara negara-negara demokrasi Barat. Leah Hoctor, direktur regional Pusat Hak Reproduksi untuk Eropa, menggambarkannya sebagai "sangat bermasalah dan sangat berbahaya."

"Gagasan bahwa negara Eropa benar-benar mengkriminalisasi penyediaan informasi yang akurat secara medis tentang aborsi, tetapi tidak secara efektif mengatur dan menekan informasi yang tidak akurat yang menyesatkan adalah tidak masuk akal," katanya.

Hoctor menambahkan bahwa Pusat Hak Reproduksi percaya undang-undang tersebut tidak hanya bertentangan dengan pedoman WHO, tetapi juga standar hak asasi manusia internasional dan kewajiban Jerman di bawah perjanjian internasional.

Tetapi para aktivis anti-aborsi melihatnya secara berbeda. Alexandra Linder, ketua Federal Right to Life Association, mengatakan organisasinya menentang setiap perubahan undang-undang tersebut. Dia tidak setuju dengan gagasan bahwa aborsi adalah prosedur medis, mengatakan bahwa "aborsi bukanlah layanan kesehatan."

Lindner mengatakan tidak ada kekurangan informasi di Jerman, menunjuk pada fakta bahwa penyedia konseling pra-aborsi wajib yang disetujui negara juga memberikan rincian tentang prosedur tersebut. "Satu-satunya alasan untuk menawarkan aborsi di situs lembaga aborsi adalah untuk mendapatkan uang dengan itu," katanya kepada CNN melalui email.

Menurut data pemerintah pada 2020, Jerman memiliki tingkat aborsi yang relatif rendah yaitu 5,9 aborsi per 1.000 wanita berusia 15 hingga 49 tahun.

(Susi Susanti)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement