Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Pengakuan Mantan Bos Mata-mata Israel Ungkap Operasi Intelijen Lawan Iran

Agregasi BBC Indonesia , Jurnalis-Selasa, 15 Juni 2021 |06:27 WIB
Pengakuan Mantan Bos Mata-mata Israel Ungkap Operasi Intelijen Lawan Iran
Mantan Kepala Badan Intelijen Israel Mossad, Yossi Cohen (Foto: Reuters)
A
A
A

ISRAEL - Yossi Cohen, yang baru saja pensiun dari posisinya sebagai Kepala Badan Intelijen Israel, Mossad, telah membeberkan operasi mata-mata negaranya terhadap Iran melalui sebuah wawancara dengan media.

Menurut Cohen, Mossad melancarkan aksi pencurian dokumen-dokumen program nuklir Iran di sebuah gudang pada 2018. Operasi tersebut berhasil memindahkan puluhan ribu dokumen dari Iran ke Israel.

Dia juga mengindikasikan bahwa Israel terlibat dalam penghancuran fasilitas nuklir Iran di Natanz serta pembunuhan seorang ilmuwan nuklir Iran.

Cohen menjabarkan hal ini kepada wartawan Ilana Dayan dalam program dokumenter Uvda yang disiarkan stasiun televisi Israel Channel 12. Cohen diketahui pensiun sebagai kepala Mossad pekan lalu.

Cohen diangkat sebagai kepala Mossad pada akhir 2015 oleh Benjamin Netanyahu yang saat itu masih menjabat Perdana Menteri. Netanyahu baru saja dilengserkan oleh politikus Naftali Bennett dan koalisi sayap kanan.

(Baca juga: Biden Bertemu Erdogan di Sela-sela KTT NATO)

Cohen bukan orang baru di badan intelijen Israel. Dia bergabung dengan lembaga tersebut pada 1982 setelah mengenyam pendidikan sarjana di London, Inggris.

Dalam wawancara dengan Ilana Dayan, Cohen mengaku punya "ratusan paspor" selama kariernya.

Penuturan terpenting Cohen saat diwawancara adalah mengenai pencurian arsip-arsip program nuklir Iran.

Isi arsip-arsip itu pernah disinggung Netanyahu dalam jumpa pers pada 2018. Saat itu dia mengklaim dirinya punya bukti bahwa Iran berupaya menciptakan senjata nuklir secara rahasia seraya mempertahankan pengetahuan tersebut rapat-rapat—tuduhan yang kemudian dibantah Iran.

Belakangan, sewaktu diwawancara, Cohen mengatakan perlu dua tahun untuk merencanakan operasi pencurian puluhan ribu dokumen program nuklir Iran.

(Baca juga: Pria yang Melakukan Serangan Tabrakan Truk terhadap Muslim, Didakwa Terorisme)

Secara keseluruhan terdapat 20 agen Mossad yang dikerahkan di lapangan—tiada seorang pun dari mereka yang berkewarganegaraan Israel.

Bos mata-mata Israel itu menyaksikan dari markas komando di Tel Aviv ketika para agen menerobos masuk ke dalam gudang dan membongkar lebih dari 30 lemari besi. Saat foto-foto temuan muncul di layar, "kami semua luar biasa gembira," kata Cohen sebagaimana dikutip Times of Israel.

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement