Dokumen-dokumen yang diterbitkan komite itu menunjukkan bahwa Trump, melalui seorang asisten, mengirim email kepada Jeffrey Rosen pada 14 Desember 2020 dengan lampiran berisi dokumen yang menyatakan terdapat kecurangan pemilu di Michigan utara – tuduhan yang telah dibantah dan ditolak oleh seorang hakim federal.
Dua minggu kemudian, Trump juga gagal meminta pengacara di Departemen Kehakiman untuk mengajukan gugatan hukum yang ditulis Olsen dengan Mahkamah Agung AS yang menyatakan bahwa perubahan undang-undang pemungutan suara yang dibuat negara bagian Georgia, Michigan, Wisconsin, Arizona, Nevada dan Pennsylvania untuk melonggarkan persyaratan pemungutan suara melalui pos selama pandemi Covid-19 adalah tindakan ilegal.
Dokumen-dokumen itu menunjukkan bahwa tekanan Trump soal klaim-klaim kecurangan pemilu terjadi pada waktu yang hampir bersamaan dengan aksi Meadows, kepala staf Gedung Putih, yang meminta Rosen untuk memeriksa teori-teori konspirasi tak berdasar lainnya mengenai pemilu.
Menurut laporan New York Times, di atara teori-teori itu, ada sebuah klaim yang menyebut bahwa sejumlah orang yang terkait dengan kontraktor pertahanan Italia menggunakan teknologi satelit yang berbasis di Eropa untuk mengutak-atik peralatan pemungutan suara pemilu AS dari Eropa untuk mengalihkan suara dari Trump ke Joe Biden, yang memenangkan pilpres dan dilantik 20 Januari lalu.
(Susi Susanti)