"Pemeriksaan teknis yang dilakukan di Belgia oleh konsultan arkeolog Italia menyoroti keaslian dan nilai sejarah-budaya dari 782 temuan arkeologis,” lanjut siaran pers itu.
Penjarahan seni kuno di Italia bukanlah fenomena baru. Kejahatan ini setidaknya setua Kekaisaran Romawi, yang tidak hanya bersaing dengan perampok makamnya sendiri - atau "tombaroli," seperti yang dikenal di Italia - tetapi juga mencuri kekayaan dari negara lain.
Namun, pandemi Covid-19 telah menawarkan para pencuri ini peluang baru untuk menyerang situs arkeologi, gereja, dan museum yang ditutup untuk mendapatkan artefak yang tak ternilai. Terlebih polisi sedang bertugas menjaga penguncian.
Menurut Katie Paul, co-director Antiquities Trafficking and Heritage Anthropology Research Project, selama 2020, ada peningkatan signifikan dalam perdagangan artefak yang dijarah di grup Facebook secara global.
Pada April dan Mei lalu, salah satu kelompok pencurian terbesar yang dipantau bertambah hampir dua kali lipat menjadi 300.000 anggota.
(Susi Susanti)