Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Daya Pikat Abadi Kota-Kota yang Hilang

Agregasi BBC Indonesia , Jurnalis-Senin, 28 Juni 2021 |06:53 WIB
Daya Pikat Abadi Kota-Kota yang Hilang
Daya pikat kota yang hilang (Foto: World Travel Guide)
A
A
A

Bukunya menjelajahi benua-benua dan ribuan tahun, menawarkan empat situs kuno sebagai obyek pelajaran dalam kehidupan perkotaan: Angkor di Kamboja, Kota Kosmopolitan penduduk asli Amerika di Cahokia: Pompeii di masa Romawi; dan Neolithic Çatalhöyük di Turki modern sekarang.

Sementara jalinan cerita tentang kota yang hilang membuat kisah perjalanan menarik, Newitz berpendapat bahwa narasi itu terlalu sering mengaburkan kisah nyata di balik tempat-tempat paling indah bagi umat manusia.

Itu yang terjadi di Angkor, tempat saya menghabiskan sore yang cerah di tengah reruntuhan.

Newitz menjelaskan bahwa kota itu benar-benar berpenghuni ketika penjelajah Prancis Henri Mouhot tiba di sana pada tahun 1860 - memang, tempat itu tidak sepenuhnya ditinggalkan - tetapi para pengunjung tidak dapat membayangkan para leluhur bangsa Kamboja mampu menciptakan kemegahan itu.

"Pada pandangan pertama, seseorang dipenuhi kekaguman begitu dalam, dan tidak bisa tidak bertanya apa yang terjadi dengan ras yang begitu kuat, amat beradab, sangat tercerahkan, para penulis karya-karya megah ini?” terangnya.

Mouhot menulis tentang situs hutan yang luas. Dia berspekulasi bahwa Angkor dibangun oleh orang Yunani atau Mesir kuno. Di Prancis, Newitz menjelaskan, kunjungannya dipuji sebagai sebuah "penemuan".

"Cerita tentang kota yang hilang menjadi begitu populer di masa modern ini - dimulai pada abad ke-19 atau ke-18 - karena itu adalah cara yang bagus untuk menyamarkan kolonialisme," ujar Newitz.

"Kisah-kisah ini memungkinkan Anda membenarkan semua jenis serbuan kolonial. Untuk mengatakan 'ini bukan peradaban yang berjalan dengan baik dengan sendirinya. Dan bukti yang kita lihat dari sini adalah bahwa mereka telah jatuh dari kemegahan masa lalu yang sirna secara misterius,” ungkapnya.

Menemukan kota dan peradaban yang hilang merupakan obsesi bagi beberapa penjelajah dan kolonial Eropa.

Kegilaan mereka, di antaranya, didorong pencarian kota yang hilang yang paling terkenal dalam sejarah: Pulau Atlantis, yang pertama muncul dalam tulisan Plato.

Fiksinya tentang Atlantis berkembang pesat sebelum adanya kemunduran moral melahirkan hukuman ilahi.

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement