Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Korban Tewas Kecelakaan Pesawat Militer Filipina Bertambah Jadi 50 Orang

Rahman Asmardika , Jurnalis-Senin, 05 Juli 2021 |11:59 WIB
Korban Tewas Kecelakaan Pesawat Militer Filipina Bertambah Jadi 50 Orang
Foto: Reuters.
A
A
A

MANILA – Jumlah korban tewas insiden jatuhnya pesawat militer Filipina di Pulau Mindanao kembali bertambah. Laporan terbaru menyebutkan 50 korban tewas dan puluhan lainnya luka-luka dalam insiden tersebut.

Pesawat angkut Lockheed C-130 membawa 96 orang, sebagian besar tentara, ketika tergelincir melewati landasan pacu di Bandara Jolo di Provinsi Sulu pada Minggu (4/7/2021).

BACA JUGA: Kronologi Jatuhnya Pesawat Militer, 45 Tewas, 53 Terluka

Kementerian pertahanan Filipina mengatakan bahwa korban tewas sebagian besar adalah personel militer, tetapi tiga warga sipil di darat juga tewas. Para personel militer di dalam pesawat adalah prajurit yang dikirim untuk memerangi militan Islam seperti kelompok Abu Sayyaf.

Lima orang awalnya dinyatakan hilang, tetapi semua penumpang di dalamnya kini telah dilaporkan.

Seorang juru bicara Angkatan Bersenjata Filipina mengatakan kepada situs berita ABS-CBN bahwa mereka sedang mencari perekam data penerbangan untuk mencari tahu mengapa tepatnya pesawat itu jatuh. Mayor Jenderal Edgard Arevalo mengatakan tidak ada tanda-tanda serangan terhadap pesawat tersebut.

Pesawat yang jatuh pada pukul 11:30 waktu setempat (03:30 GMT) beberapa kilometer dari kota Jolo, membawa pasukan dari Cagayan de Oro, di pulau selatan Mindanao.

BACA JUGA: Ini Jenis Pesawat Militer yang Jatuh, Buatan Polandia, Lisensi AS

"Pesawat itu meleset dari landasan pacu, mencoba untuk mendapatkan kembali kekuatan tetapi tidak berhasil," kata Kepala Angkatan Bersenjata Filipina Jenderal Sobejana sebagaimana dilansir BBC.

Pesawat nahas itu sebelumnya dioperasikan Angkatan Udara Amerika Serikat (AS) dan diserahkan ke Filipina pada Januari. Pesawat itu adalah yang pertama dari dua pesawat Hercules bekas yang dikirim oleh AS di bawah skema kerja sama pertahanan.

Menurut Aviation Safety Network, pesawat itu pertama kali terbang pada 1988.

(Rahman Asmardika)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement