Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

AS Kecam Pembongkaran Rumah Warga Palestina yang Dituduh Bunuh Orang Israel

Susi Susanti , Jurnalis-Jum'at, 09 Juli 2021 |06:48 WIB
AS Kecam Pembongkaran Rumah Warga Palestina yang Dituduh Bunuh Orang Israel
AS kecam pembongkaran rumah warga Palestina (Foto: AFP)
A
A
A

WASHINGTONAmerika Serikat (AS) pada Kamis (8/7) mengutuk Israel yang membongkar rumah seorang warga Palestina-Amerika yang dituduh membunuh seorang mahasiswa Israel dalam serangan teror Mei lalu. AS mengatakan rumah itu seharusnya tidak dihancurkan.

Seorang juru bicara mengatakan kedutaan AS "mengikuti" laporan tentang pembongkaran rumah yang ditinggali oleh istri Muntasir Shalabi yang dilaporkan terasing dan anak-anak mereka.

"Seperti yang kami nyatakan berkali-kali, rumah seluruh keluarga tidak boleh dihancurkan karena tindakan satu individu," kata juru bicara itu.

“Kami percaya sangat penting bagi semua pihak untuk menahan diri dari langkah-langkah sepihak yang memperburuk ketegangan dan melemahkan upaya untuk memajukan solusi dua negara yang dinegosiasikan, ini tentu saja termasuk penghancuran rumah-rumah Palestina sebagai hukuman,” kata pernyataan itu.

Seorang pejabat yang tidak disebutkan namanya di Kantor Perdana Menteri mengatakan bahwa sementara Perdana Menteri Naftali Bennett “menghormati” AS, namun Israel harus bertindak demi kepentingan warganya.

(Baca juga: Infeksi Covid-19 Melonjak, Korsel di Ambang 'Lockdown' Besar-besaran)

"Perdana menteri menghargai dan menghormati pemerintah Amerika," kata pejabat Israel itu dalam sebuah pernyataan.

“Pada saat yang sama, dia bertindak semata-mata sesuai dengan pertimbangan keamanan Negara Israel dan perlindungan kehidupan warga negara Israel,” lanjutnya.

Kecaman AS datang ketika Bennett diperkirakan akan melakukan perjalanan ke Washington akhir bulan ini untuk pertemuan pertama dengan Presiden AS Joe Biden sejak kedua pemimpin itu menjabat tahun ini.

Bennett mengatakan dia berharap memperkuat hubungan antara kedua negara setelah hubungan tegang antara pendahulunya Benjamin Netanyahu dan pemerintahan Biden. Mitranya dalam pemerintahan koalisi, Menteri Luar Negeri Yair Lapid telah berjanji untuk menangani perselisihan di balik pintu tertutup, berbeda dengan Netanyahu, yang lebih bersedia untuk mempublikasikan ketidaksetujuannya dengan Gedung Putih.

(Baca juga: Pendaftaran Aplikasi Elektronik Jemaah Haji Dalam Negeri Selesai, Ada 60.000 Calon Haji)

Pasukan keamanan Israel diketahui pada Kamis (8/7) pagi menghancurkan rumah keluarga Shalabi, meskipun Washington tampaknya meminta agar penghancuran itu dihentikan.

Keluarga Yehuda Guetta, 19, yang diduga dibunuh oleh Shalabi, menyambut baik pembongkaran rumah itu meskipun ada tantangan hukum untuk menghentikannya. Pengadilan pada Juni lalu memutuskan dengan suara bulat menentang petisi tersebut.

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement