Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Sydney 'Lockdown', Warga: "Kami Bukan Virusnya"

Antara , Jurnalis-Selasa, 10 Agustus 2021 |15:04 WIB
Sydney 'Lockdown', Warga:
Sydney 'lockdown' akibat pandemi virus Covid-19 (Foto: Antara/Reuters)
A
A
A

Sekolah yang ditutup di seluruh kota sejak Juni telah dibuka kembali, kecuali di bagian barat.

"Bahkan (ada) komunitas pengungsi yang datang ke sini 40 tahun lalu, menurut kita bagaimana perasaan mereka dalam situasi seperti ini," kata Elfa Moraitakis, kepala eksekutif SydWest Multicultural Services, yang memberikan perawatan lansia dan layanan permukiman bagi para pengungsi.

"Tentu saja mereka jadi target,” ujarnya.

Mervat Altarazi, pengungsi Palestina yang bekerja di SydWest, mengatakan kehadiran polisi dan tentara telah menimbulkan ketakutan pada orang-orang yang mereka layani. Banyak dari mereka berasal dari negara-negara konflik seperti Irak dan Syria.

"Ini seperti kejutan bagi mereka, karena mereka yakin telah datang di sebuah negara bebas dan mereka mengatakan, 'kami menghadapi situasi yang sama seperti di negara (asal) kami'," kata Altarazi.

"Beberapa dari mereka berkata kepada saya, 'kami bukan virusnya',” ungkapnya.

Kepolisian negara bagian New South Wales (NSW) menolak berkomentar, meski mereka pernah mengatakan 300 personel tentara yang membantu "memeriksa kepatuhan" telah dilatih berinteraksi dengan masyarakat dan tidak bersenjata.

Tim Soutphommasane, mantan komisaris federal untuk diskriminasi ras, menyebut Sydney barat sebagai "jantung multikultural Australia".

"Jika kita tak bisa melakukan hal ini dengan benar, kita akan merusak tatanan sosial kota ini di tahun-tahun mendatang," katanya via email.

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement