JAKARTA - Jasa KH Hasyim Asy’ari dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia tak dapat dibantah. Pendiri PBNU itu juga turut mendirikan laskar Hizbullah-Sabilillah dalam membela maupun mempertahakan kemerdekaan Indonesia.
Mbah Hasyim juga memberikan strategi perjuangan dalam menumpas penjajah. Tak hanya itu, Hadhratussyekh juga menyerahkan dua putranya Abdul Kholiq Hasyim dan Yusuf Hasyim menjadi prajurit yang melawan penjajahan.
Dilansir dari NUOnline, Rabu (18/8/2021), Abdul Kholiq Hasyim merupakan Daidancho PETA dengan pangkat Letkol TNI, sementara Yusuf Hasyim berpangkat Letnan I TNI.
Tak hanya putranya, seluruh santri Mbah Hasyim juga menjadi garda terdepan dalam melakukan perlawanan terhadap penjajah.
Baca juga: KH Hasyim Asy'ari Ulama Sekaligus Pejuang Terapkan 4 Strategi Jitu
Kiai Hasyim ulama pertama yang mengumumkan fatwanya bahwa menjadi kewajiban bagi umat Islam baik laki-laki dan perempuan untuk mengangkat senjata mempertahankan Republik Indonesia dari serangan musuh, (KH Saifuddin Zuhri, Berangkat dari Pesantren, LKiS, 2013: 448).
Kewajiban itu menjadi fardhu’ain bagi siapa-saja yang berada dalam radius 94 km dari kedudukan musuh yang melakukan agresi. Tetapi bagi mereka yang berada di luar jarak 94 km dikenakan kewajiban membantu saudara-saudara mereka yang terkena fardhu’ain tersebut.
Baca juga: Sejarah Panjang Lembaga Kepenghuluan Menjadi KUA, KH Hasyim Asyari Pernah Menjadi Penghulu
Dua tahun berlalu sejak proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945, perjuangan bangsa Indonesia melawan Belanda belum surut. Bahkan KH Saifuddin Zuhri dalam Guruku dalam Orang-orang dari Pesantren (2001) mencatat, pada 21 Juli 1947 Belanda melakukan serangan secara tiba-tiba di wilayah Indonesia.