BEKASI - Kali Jambe di Kelurahan Jatimulya, Kecamatan Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi, kembali dipenuhi sampah.
Tumpukan sampah yang memenuhi kali berupa sampah plastik, kain, kayu, dahan pohon, dan sampah rumah tangga lainnya. Sampah yang menumpuk itu membentuk daratan di tengah-tengah kali.
Selain sampah yang menggunung, air kali terlihat menghitam dan berbau. Bau tak sedap bahkan sudah tercium dari jarak 100 meter. Kondisi ini terjadi di sepanjang 30 kilometer Kali Jambe mulai dari batas Kota Bekasi hingga wilayah Utara Kabupaten Bekasi. Alhasil, empat wilayah kecamatan selalu kebanjiran.
Baca Juga: Pemerintah Catat Pengelolaan Sampah di Indonesia Baru 55,96 Persen
Pantauan di lokasi crossing tol, sampah kembali menumpuk terlihat kurang lebih sekitar 700 meter. Sampah Kali Jambe jadi salah satu penyebab sejumlah desa di Tambun terendam banjir pada awal Januari lalu. Sampah yang menumpuk di aliran Kali Jambe berada tepat di bawah persilangan Tol Jakarta Cikampek, tepatnya di Kilometer 19.
Selama satu tahun terakhir, sampah sudah berulang kali mengendap di aliran kali tersebut. Pemerintah daerah sudah delapan kali melakukan pengerukan dan pembersihan sampah dalam kurun satu tahun terakhir. Bahkan, petugas Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bekasi tampak kelelahan mengangkut sampah yang menggunung sekitar 150 ton tersebut.
Pengurus RT 8 RW 8 Kelurahan Jatimulya, Antonius Supriadi (57) mengaku kesal dengan kondisi sampah yang terus menumpuk walaupun petugas kebersihan terus melakukan pengangkutan sampah setiap harinya.
”Ini penyebab banjir besar di wilayah Tambun setiap hujan deras mengguyur Bekasi,” katanya.
Menurut dia, luapan Kali Jambe tersebut membuat permukiman yang berada di bantaran Kali Jambe hampir terendam 2 meter. Hasilnya, ratusan rumah warga dan 30 mobil di Perumahan Jatimulya Regency terendam banjir.
”Intinya bukan hanya pengangkutan sampah, tapi dilakukan normalisasi, karena sendimentasi sudah tebal di Kali Jambe,” ucapnya.
Warga sangat menyesalkan dengan Dinas Bina Marga dan Pengelolaan Sumber Daya Air Kabupaten Bekasi hanya berdiam diri dan terkesan tutup mata terkait kondisi Kali Jambe yang membutuhkan normalisasi.
”Kita sudah berusaha melaporkan kepada instansi terkait, tapi tidak ada respon, hanya dilakukan pengangkutan sampah,” tegasnya.
Ketua Forum Kali Jambe Shadiq Helmi menegaskan, pihak warga sudah meminta pemerintah pusat dan daerah untuk segera melakukan normalisasi di Kali Jambe tersebut. Sebab, kondisinya sudah memprihatinkan.
”Walaupun sampah di angkut, percuma saja bila saja tidak melakukan normalisasi, karena sendimentasi tebal membuat Kali Jambe dangkal,” katanya.
Helmi menjelaskan, sendimentasi Kali Jambe belum tersentuh sama sekali oleh pemerintah, karena ketebalan sampah sudah tidak bisa dihitung. Jadi salah satu solusinya, selain sampah terus diangkut ke TPA Burangkeng, normalisasi Kali Jambe sepanjang 30 Kilometer harus dilakukan.
”Jadi semua harus turun tangan mengatasi masalah sampah Kali Jambe,” jelasnya.
(Sazili Mustofa)