“Kalau grafik sebuah wilayah naiknya kayak gunung, pelan dan turun pelan, artinya testing tracing lambat, penanganan lambat,” sambungnya.
Anies menyebut, membangun sistem tidak bisa difoto namun harus pakai grafik.
“Karena sistemnya sudah terbangun ketika terjadi lonjakan besar tinggal scroll Up, tinggal membesarkan, karena sistem dibangun, distribusi dibangun sejak tahun lalu, dari mulai distribusi masker, APD, kontrol inventory semua, ketika sekarang harus kerjakan vaksin, sistem sudah ada, karena distribusi metode sama,” pungkasnya.
Ia mengatakan bahwa data yang disampaikan kepada masyarakat harus objektif dan akurat.
“Kalau data diotak atik, dimasak-masak, enggak akan. Bu atikah ni yang beresin data. Kominfotik langsung bikin datanya,” katanya.
Anies mengatakan bahwa selama ini Pemprov DKI selalu menyajikan informasi yang transparan dan akurat.
“Dari awal dikatakan kita laporkan apa adanya tidak dikurangi, tidak ditambah, mau meninggal 100 laporkan, meninggal 20 laporkan, tidak boleh ada pengurangan,” tegasnya.
Anies menuturkan bahwa Pemprov DKI sudah membangun sistem untuk mengatasi lonjakan kasus Covid-19.
“Alhamdulillah dengan cara begitu, sistem terbangun dan ketika bulan syawal usai ramadhan,” katanya.
Ia mengatakan bahwa kini situasi pandemi di Jakarta sudah melandai.
“InsyaAllah pandemi segera lewat, Jakarta alhamdulillah kondisi sudah stabil, kita tanggal 16 Juli itu puncak 113 ribu kasus aktif. Sekarang tinggal 8 ribuan, turun lebih dari 100 ribu,” ujarnya.
(Khafid Mardiyansyah)