Bisa dibayangkan, kata Nia, dalam waktu yang lama, korban dan suaminya memakan makanan yang tercampur dengan sperma pelaku. "Hal ini membuat korban trauma dan merasa tertekan,” tuturnya dikutip Solopos, Senin (13/9/2021).
Baca Juga: Dokter Campur Sperma di Makanan Istri Temannya Sering Mengintip saat Mandi
Korban pun memutuskan untuk melaporkan kasus tersebut ke Komnas Perempuan, yang merekomendasikan ke LRCKJHAM pada Desember 2020. Padahal, sang pelaku sudah memiliki istri dan anak, namun tak diajak ke Semarang.
Pelaku juga sedang menempuh Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) di sebuah universitas di Semarang. “Pelaku juga sudah bekerja sebagai dokter dan memiliki klinik di luar Semarang,” katanya.
Adapun pelaku bisa tinggal satu kontrakan dengan korban dengan alasan untuk menghemat. Awalnya korban menolak, namun karena pelaku bersikeras akhirnya mereka tinggal bersama. Pelaku dengan suami korban adalah rekan seprofesi.
(Arief Setyadi )