Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Pidato di PBB, Biden Janji Tak Akan Mulai 'Perang Dingin' Baru

Agregasi VOA , Jurnalis-Rabu, 22 September 2021 |14:07 WIB
Pidato di PBB, Biden Janji Tak Akan Mulai 'Perang Dingin' Baru
Presiden Amerika Serikat Joe Biden berpidato di Majelis Umum PBB, 21 September 2021. (Foto: Reuters)
A
A
A

NEW YORK - Dengan janji melakukan “diplomasi yang agresif” dan tekad untuk tidak memulai “Perang Dingin baru,” Presiden Amerika Serikat Joe Biden menggunakan pidato pertamanya di Majelis Umum PBB hari Selasa (21/9/2021) untuk mendorong agenda globalnya. Panglima angkatan bersenjata utama dunia itu mengatakan “kekuatan militer Amerika harus menjadi piranti terakhir, bukan yang pertama.”

Biden, yang berbicara untuk pertama kalinya sebagai kepala negara, juga menggunakan pidato selama setengah jam itu untuk mendorong tindakan agresif melawan pandemi virus corona dan perubahan iklim.

BACA JUGA: Taliban Kirim Surat ke PBB, Minta Bicara di Majelis Umum

“Yang kita hadapi ini adalah pilihan yang jelas dan mendesak, pada awal dekade yang menentukan bagi dunia, satu dekade yang secara harfiah akan menentukan masa depan kita. Sebagai komunitas global, kita ditantang oleh krisis yang mendesak dan mengancam, di mana ada peluang besar jika kita dapat memperkuat kemauan dan tekad untuk meraih peluang ini,” ujarnya.

Tanpa menyebut China – musuh terbesar Amerika – Biden juga menyampaikan tekad bahwa ia tidak akan berusaha meningkatkan konflik.

Dalam pidato sebelumnya dalam sidang Majelis Umum PBB, Sekjen PBB Antonio Guterres mengatakan “akan mustahil mengatasi tantangan ekonomi dan pembangunan yang dramatis kalau dua negara dengan perekonomian terbesar di dunia saling berselisih.” 

BACA JUGA: Menlu RI Bertemu Presiden Majelis Umum dan DK PBB Bahas Isu Palestina

“Kita tidak ingin, sekali lagi saya tegaskan, kita tidak ingin memulai Perang Dingin baru atau (membuat) dunia terbagi menjadi blok-blok yang kaku. Amerika siap bekerja dengan negara mana pun yang ingin mengupayakan resolusi damai bagi tantangan bersama, meskipun kita terus tidak sepakat dalam bidang-bidang lain, karena kita semua akan mengalami konsekuensi dari kegagalan jika kita tidak bersatu mengatasi ancaman yang mendesak seperti Covid-19, perubahan iklim, atau ancaman terus menerus seperti proliferasi nuklir.”

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement