Setelah melihat-lihat dan memilih, Presiden kemudian memutuskan untuk membeli empat noken. Ada yang dari rajutan kulit kayu, dua dari sulaman benang. Diambilnya uang dua juta dan diserahkan kepada Kaka Yulita dan Paulina masing-masing sejuta, dan melanjutkan perjalanan ke Hotel Suni.
Mata Yulita Tebai dan Paulina Adii berkaca-kaca menahan haru. Kedua perempuan asal Suku Mee ini tak menyangka, seorang presiden bisa menepi di pinggir jalan, turun menemui mereka dan membeli noken jualannya.
“Awalnya kaka tra (Kakak tidak) tahu, kalau yang turun itu Bapa (Bapak) Presiden. Pas dekat baru sa (saya) sadar, kalau benar itu Bapa Presiden Jokowi. Beliau langsung datang ke kami, senyum ke kami semua di situ dan tanya harga noken yang kami jual,” kata Yulita.
Presiden kemudian membeli empat noken, dua punya Yulita dan dua punya Paulina. Yulita kemudian mengaku bahwa keduanya masing-masing diberi uang satu juta.
“Terima kasih Bapa Presiden, kami sangat senang bapa bisa singgah beli noken kami. Hari-hari itu kami gantung noken, tidak ada mobil yang berhenti tanya-tanya, tapi hari ini bapa bisa lihat kami,” tambah Paulina Adii.
Momen langka yang berlangsung sekitar 15 menit ini menjadi viral di jagat maya, baik video, foto, dan berita yang dibagi di berbagai media sosial. Tetapi tak banyak yang tahu, tepat di bawah tempat jualan Yulita Tebay dan Paulina Adii, ada papan nama besar bertuliskan Panti Asuhan Putri Kerahiman Hawai. Letak panti itu sekitar 83 meter dari jalan raya. Dari sanalah noken itu dirajut.
Flory Koban yang juga merupakan Direktur Eksekutif Yayasan Putri Kerahiman Papua itu mengucapkan terima kasih kepada Presiden Jokowi yang sudah membaca postingannya di facebook dan 490 orang yang bantu share postingannya.
"Setidaknya melalui facebook ini sayadan kalian semua bisa bantu kakak Paula dan Yulita punya noken terjual, Tuhan berkati semua yg meneruskan kabar baik, Tuhan memberkati bapak Jokowi Amin," pungkasnya
(Khafid Mardiyansyah)