Indonesia juga masih berada dalam Dewan Hak Asasi Manusia di PBB, dan gencar menyuarakan isu-isu negara konflik seperti Afganistan dan Myanmar. Lalu aktif menyuarakan hak anak dan perempuan, isu ekonomi dan sosial budaya, serta isu politik.
Indonesia juga akan berpartisipasi dalam United Nation Climate Change Conference (COP26) yang diselenggarakan di Glasgow pada November mendatang. Febrian menyatakan konferensi tersebut akan semakin menyotot isu perubahan iklim karena keadaan iklim dunia yang semakin memburuk.
"Iklim dunia perlahan semakin darurat. Konferensi ini diharapkan dapat membuahkan hasil dan langkah konkrit untuk mitigasi serta perubahan gaya hidup terhadap perubahan iklim yang terjadi," paparnya.
Selain itu, Indonesia akan menjadi tuan rumah dalam Konferensi Minamata, yang akan fokus membahas isu merkuri di dunia pada November nanti. Konferensi ini akan diadakan secara daring, serta akan ditinjau kemungkinannya terkait penyelenggaraan secara luring/hybrid.
"Indonesia akan mengadakan konferensi Minamata ini secara daring pada November. Untuk triwulan pertama di tahun 2022, kami akan meninjau apakah memungkinkan untuk membuat konferensi ini secara langsung atau hybrid," lanjutnya.
Tahun ini, Indonesia juga berhasil memperkenalkan sistem Ekonomi Kreatif bersama Uni Emirat Arab (UEA) kepada Majelis PBB. Menurut Febrian, belum ada negara lain yang menggagas terkait Ekonomi Kreatif. Indonesia akan bekerjasama dengan UEA untuk membuat rangkaian kegiatan terkait Ekonomi Kreatif.
Menutup pembahasan kegiatan multilateral Indonesia, Febrian menjelaskan bahwa Indonesia berhasil mempatenkan Geopark Belitung ke UNESCO.
(Susi Susanti)