Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Pakistan dan Taliban Sepakat Gencatan Senjata Selama 1 Bulan, Bisa Diperpanjang

Susi Susanti , Jurnalis-Selasa, 09 November 2021 |11:56 WIB
Pakistan dan Taliban Sepakat Gencatan Senjata Selama 1 Bulan, Bisa Diperpanjang
Pakistan dan Taliban Pakistan sepakat gencatan senjata (Foto: Reuters)
A
A
A

ISLAMABAD - Pakistan dan gerilyawan Taliban setempat telah menyetujui gencatan senjata selama satu bulan yang dapat diperpanjang jika kedua belah pihak setuju. Hal ini membuka kemungkinan perjanjian damai yang lebih lengkap untuk membantu mengakhiri pertumpahan darah selama bertahun-tahun.

Taliban Pakistan, atau Tehreek-e-Taliban Pakistan (TTP), adalah gerakan terpisah dari Taliban Afghanistan dan telah berjuang selama bertahun-tahun untuk menggulingkan pemerintah di Islamabad dan memerintah negara Asia Selatan berpenduduk 220 juta jiwa dengan hukum Syariah Islam mereka sendiri.

"Pemerintah Pakistan dan Tehreek-e-Taliban Pakistan telah menyetujui gencatan senjata lengkap," terang Menteri Informasi Pakistan Fawad Chaudhry dalam sebuah pernyataan. Dia menambahkan bahwa gencatan senjata akan diperpanjang saat pembicaraan berlangsung.

 Baca juga: Taliban Pakistan Minta Tahanan Dibebaskan sebagai Syarat Pembicaraan Damai

Chaudhry mengatakan perjanjian gencatan senjata akan berada di bawah Konstitusi Pakistan dan akan memastikan kedaulatan negara dan integritas nasional.

Gencatan senjata akan berlaku mulai Selasa (9/11) dan berlangsung hingga 9 Desember mendatang. Kesepakatan ini dapat diperpanjang jika kedua belah pihak setuju. Panitia khusus telah dibentuk untuk mencoba memetakan proses negosiasi.

TTP, yang menurut sumber telah menuntut pembebasan sejumlah tahanan sebagai syarat untuk negosiasi gencatan senjata penuh, mengatakan pihaknya "siap untuk dialog yang akan mengarah pada perdamaian abadi di negara itu".

 Baca juga: Tertular Covid-19, 'Bapak Bom Nuklir Pakistan' Tutup Usia

Kesepakatan itu muncul beberapa hari setelah pemerintah di Islamabad mencapai kesepakatan dengan kelompok militan lain Tehrik-e-Labaik Pakistan atau TLP, setelah berminggu-minggu bentrokan dengan kekerasan.

Seperti diketahui, ada banyak upaya yang gagal untuk mencapai kesepakatan damai di masa lalu. Pembicaraan terakhir dibuka setelah kemenangan Taliban Afghanistan pada Agustus lalu dan kedua belah pihak telah bertemu di seberang perbatasan di Afghanistan, dengan bantuan para pemimpin Taliban Afghanistan.

TTP terkenal di Barat karena berusaha membunuh Malala Yousafzai, siswi yang kemudian memenangkan Hadiah Nobel untuk karyanya mempromosikan pendidikan anak perempuan. Selain itu, TTP juga telah membunuh ribuan personel militer dan warga sipil selama bertahun-tahun dalam pemboman dan serangan bunuh diri.

Di antara serangannya yang mematikan adalah serangan tahun 2014 di sebuah sekolah yang dikelola militer di Peshawar, dekat perbatasan dengan Afghanistan, yang menewaskan 149 orang termasuk 132 anak-anak.

Baru-baru ini pada Sabtu (6/11, mereka mengklaim ledakan bom yang menewaskan empat tentara dan melukai lainnya di distrik suku Waziristan Utara. Dikatakan serangan itu sebagai pembalasan atas pembunuhan empat pejuangnya dua hari sebelumnya.

TTP, yang ada dalam daftar organisasi teroris asing Departemen Luar Negeri AS, telah melakukan kampanye penindasan brutal di distrik-distrik suku di sepanjang perbatasan Afghanistan-Pakistan, termasuk pencambukan publik dan eksekusi untuk menegakkan versi Syariah yang keras.

Kelompok itu sangat lemah oleh serangan militer Pakistan yang mengusirnya dari kubunya di distrik suku tetapi diperkirakan mengendalikan sekitar 4.000-5.000 pejuang, banyak yang berbasis di seberang perbatasan di Afghanistan.

Pakistan dan bekas pemerintah yang didukung Barat di Kabul secara teratur saling menuduh menyediakan perlindungan bagi kelompok-kelompok Taliban dan mengizinkan mereka untuk melakukan serangan lintas perbatasan.

(Susi Susanti)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement