KAMPALA – Tiga ledakan bom bunuh diri mengguncang pusat ibu kota Uganda, Kampala pada Selasa (16/11/2021), menewaskan enam orang, termasuk pelaku serangan, dan membuat anggota parlemen berlarian mencari perlindungan.
Kelompok teroris Negara Islam (IS, dahulu ISIS), mengklaim bertanggung jawab atas Insiden terbaru dari serangkaian pengeboman di Uganda itu. Klaim itu disampaikan IS melalui kantor beritanya, Amaq, di akun Telegram yang berafiliasi dengan kelompok itu.
BACA JUGA: 3 in 1, Pria Ini Nikahi 3 Wanita Sekaligus dalam Satu Upacara untuk Menghemat Uang
Nama panggilan ketiga pelaku bom bunuh diri mengindikasikan bahwa mereka adalah orang Uganda.
Juru Bicara Kepolisian Fred Enanga mengatakan jumlah korban tewas adalah enam orang, termasuk tiga pelaku serangan. Menurut laporan Reuters, mengutip keterangan seorang diplomat, dua petugas polisi termasuk di antara korban tewas.
Enanga mengatakan 33 orang dirawat di rumah sakit, termasuk lima korban yang dalam kondisi kritis.
BACA JUGA: Jadi Korban Vaksin Covid Palsu, Setidaknya 800 Orang Disuntik dengan Air
Polisi mengatakan intelijen mengindikasikan Pasukan Demokratik Sekutu (ADF) yang bersekutu dengan Negara Islam bertanggung jawab.
"Intelijen kami...menunjukkan bahwa ini adalah kelompok teror domestik yang terkait dengan ADF," kata Enanga sebagaimana dilansir Reuters.
Tiga ledakan itu terjadi berselang tiga menit, dengan yang pertama di dekat kantor polisi pusat, dan dua lainnya di dekat dengan gedung parlemen. Ledakan membuat anggota parlemen dan pekerja kantor bergegas mencari perlindungan di atas pecahan kaca saat gumpalan asap putih membubung di atas pusat kota.
Enanga mengatakan polisi berhasil menangkap seorang tersangka bom bunuh diri, dan menemukan alat peledak di rumahnya.
Serangan ini merupakan yang terbaru dari serangkaian ledakan yang menghantam Uganda dalam beberapa bulan terakhir.
Bulan lalu, ISIS mengklaim ledakan pertamanya di Uganda - serangan terhadap kantor polisi di Kampala yang tidak menewaskan siapa pun.
Beberapa hari kemudian, sebuah "detasemen keamanan" di "Provinsi Afrika Tengah" mengebom sebuah restoran. Polisi mengatakan ledakan itu membunuh seorang pelayan dan melukai tiga lainnya, dan menghubungkannya dengan ADF, yang telah berjanji setia kepada Negara Islam.
(Rahman Asmardika)