Mengacu pada pakar keamanan dunia, Barry Buzan menangkap bagaimana pasca perang dingin, aspek ancaman politik, lingkungan ekonomi, dan sosial jauh lebih dominan daripada militer itu sendiri, termasuk masalah terorisme-radikalisme.
Kemudian, dia melanjutkan, Jessica Stern menegaskan dalam bukunya yang berjudul Terror in the Name of God, jelas memang akar persoalannya itu kemiskinan, penindasan, dan yang terutama penghinaan yang begitu panjang. Aksi terorisme itu digunakan dengan berbagai ekstremis agama dengan isu-isu keadilan.
“Meskipun dari tesis ini membuktikan bahwa apapun tema yang dipakai untuk gerakan teror karena sifatnya anti kemanusiaan, bentuk gerakan itu bentuk manipulatif terhadap berbagai agama yang dicampurkan dengan kekuasaan agama, baik itu Islam, Yahudi, Kristen. Berbagai legitimasi agama dijadikan motivasi dan pembenaran atas kejadian teror mereka,” tutur Hasto.
(Erha Aprili Ramadhoni)