Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Libatkan Jin hingga Nyi Roro Kidul, Pasukan Mataram Buat Pajang Takluk Tanpa Berperang

Avirista Midaada , Jurnalis-Rabu, 29 Desember 2021 |07:49 WIB
 Libatkan Jin hingga Nyi Roro Kidul, Pasukan Mataram Buat Pajang Takluk Tanpa Berperang
Illustrasi (foto: dok Sindo)
A
A
A

SEKITAR wilayah Candi Prambanan pernah menjadi saksi pertempuran Kerajaan Mataram dengan Pajang. Pertempuran ini terjadi saat Kerajaan Mataram dipimpin oleh Panembahan Senapati dengan mengerahkan penguasa ratu pantai selatan hingga Gunung Merapi. Konon Senapati saat itu mencari keadilan dalam masalah iparnya dengan cara yang tidak semestinya.

Sultan Pajang yang sampai saat itu bersikap lunak lantas memberi perintah kepada pasukannya agar mempersiapkan diri guna menyerang Mataram. Dikisahkan dari buku "Awal Kebangkitan Mataram : Masa Pemerintahan Senapati" dari H.J. De Graaf, sultan pun memerintahkan para bupati daerah perbatasan pun dikumpulkan.

 Baca juga: Kehidupan Ekonomi Rakyat Mataram dan Siklus Ekspor di Bawah Raja Mpu Sindok

Mereka itu adalah para menantu sultan, adipati Demak Adipati Tuban, dan Adipati Banten. Pada suatu hari berangkatlah bala tentara Pajang yang terdiri dari berbagai pasukan, baginda raja naik gajah, mereka berkemah di Prambanan.

Melawan tentara Pajang, Senapati hanya dapat mengumpulkan 800 orang Mataram di Randulawang. Kiai Martani menasihati agar tidak berperang, karena pada pendapatnya akan kalah. Karena itu seyogyanya memohon kepada Allah saja. Tetapi bukanlah Senapati namanya jika tak mempunyai taktik.

Baca juga:  Kehancuran Kerajaan Mataram Kuno Akibat Letusan Gunung Merapi

Ia meminta bantuan Nyi Roro Kidul, penguasa pantai selatan, Kiai Juru meminta bantuan kepada dewa penjaga Gunung Merapi. Senapati pun tak lupa membuat siasat tertentu, para prajurit disuruhnya membuat banyak tumpukan kayu di Gunung Kidul, tersebar di atas bukit-bukit, dengan jarak sejauh tembakan peluru senapan. Pada malam hari kayu - kayu itu dibakar sekaligus.

Semua rencana dilaksanakan, sambil bersedekap Senapati dan Juru Martani menengadag ke langit, jin, peri, prayangan pun datang membawa hujan, badai, dan suara gemuruh yang dahsyat. Setelah itu Gunung Merapi meletus, menyemburkan api dan suara gemuruh. Hujan debu turun lebat, lumpur dengan batu - batu besar memenuhi Kali Opak. Bersamaan dengan itu tumpukan 6 tumpukan kayu di pegunungan dinyalakan sehingga menjadi layaknya lautan api.

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement