Sebaliknya, Quraisy adalah sosok bayangan yang memimpin kelompok itu pada saat berada di bawah tekanan militer yang kuat dari pasukan pimpinan AS, Irak dan lainnya setelah kehilangan semua wilayah yang pernah dikuasainya. Quraisy juga menggunakan nama Abdullah Amir Mohammed Saeed al-Mawla dan Hajji Abdullah Qardash.
Para pejabat AS menggambarkan Quraishi setelah kematiannya sebagai “kekuatan pendorong” di balik genosida minoritas Yazidi tahun 2014 di Irak utara, dan mengatakan dia mengawasi jaringan cabang ISIS dari Afrika hingga Afghanistan.
Quraishi lahir pada 1976 di Muhallabiya, sebuah kota kecil yang sebagian besar dihuni oleh minoritas Turkmenistan Irak di sebelah barat Mosul, putra seorang pengkhotbah yang memimpin salat Jumat Muslim di sebuah masjid di kota terdekat.