YAMAN - Dewan Pengungsi Norwegia (NRC) mengatakan pada Kamis (10/2) sebanyak 1.535 warga sipil telah terluka atau tewas dalam konflik Yaman selama empat bulan sejak berakhirnya mandat misi pemantauan hak asasi manusia (HAM) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di negara yang dilanda perang.
Lembaga Swadaya Manusia (LSM) kemanusiaan yang berfokus pada pengungsi mengutip data yang diberikan oleh LSM lain yakni Proyek Pemantauan Dampak Sipil, menyebutkan jumlah ini naik hampir dua kali lipat dari empat bulan terakhir ketika misi masih aktif.
Pernyataan itu menambahkan periode sejak Oktober 2021, ketika Dewan Hak Asasi Manusia PBB (UNHRC) memutuskan untuk mengakhiri misi Yaman, juga mencatat korban sipil yang disebabkan oleh serangan udara meningkat 39 kali lipat.
Baca juga:Â Jutaan Warga Yaman Hidup Sengsara di Kamp-Kamp Jorok
“Penghapusan badan investigasi hak asasi manusia yang penting ini membawa kami kembali ke pelanggaran yang tidak terkendali dan mengerikan,” kata Erin Hutchinson, Direktur Negara untuk Dewan Pengungsi Norwegia (NRC) di Yaman.
Baca juga:Â Serangan Koalisi Arab Saudi Tewaskan Setidaknya 14 Orang di Yaman
Dia menambahkan bahwa dunia mungkin tidak akan pernah tahu siapa yang bertanggung jawab atas kematian anak-anak dan keluarga Yaman karena tidak ada lagi pemantauan independen, internasional, dan tidak memihak atas kematian warga sipil di negara yang dilanda perang itu.
NRC juga meminta PBB untuk segera mengembalikan badan pemantau untuk memastikan bahwa pihak-pihak yang berkonflik berhenti melakukan pelanggaran berat terhadap hukum humaniter internasional dengan impunitas.