WASHINGTON - Duta Besar (Dubes) Ukraina untuk Amerika Serikat (AS) Oksana Markarova mengatakan Rusia telah menggunakan bom vakum dalam invasinya ke Ukraina pada Senin (28/2).
Dubes meminta anggota Kongres AS untuk bantuan lebih lanjut pada Senin (28/2) saat negaranya menghadapi perang dengan Rusia.
"Mereka menggunakan bom vakum hari ini, yang sebenarnya dilarang oleh konvensi Jenewa," kata Duta Besar setelah pertemuan dengan anggota parlemen.
"Kehancuran yang coba ditimbulkan oleh Rusia di Ukraina sangat besar,” lanjutnya.
Baca juga: Perang Hari ke-5, Rusia Luncurkan 56 Roket dan 113 Rudal ke Ukraina
Bom vakum diketahui menggunakan oksigen dari udara sekitarnya untuk menghasilkan ledakan suhu tinggi, biasanya menghasilkan gelombang ledakan dengan durasi yang jauh lebih lama daripada ledakan konvensional.
Baca juga: Perang Rusia-Ukraina Masuki Hari ke-5, Pembicaraan Gencatan Senjata Terus Digelar
Dia mengatakan Ukraina bekerja secara aktif dengan pemerintahan Presiden AS Joe Biden dan Kongres untuk mendapatkan lebih banyak senjata dan sanksi yang lebih keras.
"Mereka harus membayar, mereka harus membayar harga yang mahal," katanya kepada wartawan setelah meninggalkan pertemuan.
Seorang anggota parlemen yang menghadiri pertemuan itu, Perwakilan Demokrat Brad Sherman, mengatakan bahwa Ukraina telah meminta zona larangan terbang yang diberlakukan Amerika Serikat (AS) di atas Ukraina tetapi dia merasa itu terlalu berbahaya karena dapat memicu konflik dengan Rusia.
(Susi Susanti)