Sebelumnya, Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan bahwa hanya tentara profesional yang terlibat dalam operasi tersebut. Pejabat Ukraina dan media Barat, telah mengklaim bahwa pasukan invasi memiliki sejumlah besar wajib militer di jajarannya.
Rusia meluncurkan operasi militer skala besar di negara tetangga Ukraina pada akhir Februari lalu, menjelaskan bahwa itu adalah satu-satunya pilihan yang tersisa untuk melindungi Donetsk dan Lugansk. Presiden Rusia Vladimir Putin juga menggarisbawahi bahwa tujuannya adalah untuk "denazifikasi" dan "demiliterisasi" negara. Kiev mencap serangan itu "tidak beralasan", mengklaim tidak memiliki rencana untuk merebut kembali wilayah itu dengan paksa.
Donetsk dan Lugansk berpisah dari Ukraina pada 2014 setelah kudeta Maidan di Kiev, yang menggulingkan pemerintah negara yang dipilih secara demokratis. Kepemimpinan baru Ukraina melancarkan operasi militer untuk memadamkan pemberontakan yang akhirnya berubah menjadi kekerasan bertahun-tahun di timur Ukraina.
(Susi Susanti)